Perbedaan Antara Aplikasi Monolitik dan Microservice

7:56 AM
Perbedaan Antara Aplikasi Monolitik dan Microservice
Di Posting Oleh : wandi
Kategori : Pemprograman Programming

 

Aplikasi monolitik dan microservice adalah dua pendekatan arsitektur perangkat lunak yang berbeda dalam pengembangan aplikasi. Kedua jenis aplikasi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan pilihan antara keduanya tergantung pada kebutuhan bisnis dan teknis yang spesifik.


1. Aplikasi Monolitik

Aplikasi Monolitik

Aplikasi monolitik adalah aplikasi yang dibangun sebagai satu kesatuan besar dan biasanya berjalan dalam satu proses. Ini berarti bahwa semua komponen dan fungsionalitas aplikasi tersebut saling terhubung satu sama lain dalam satu kode basis. Ini adalah pendekatan arsitektur yang paling umum digunakan sejak lama dan masih digunakan hingga saat ini.


Keuntungan dari aplikasi monolitik adalah mudah dipahami dan dikelola, serta lebih mudah diimplementasikan. Hal ini karena kode basis hanya terdiri dari satu aplikasi, sehingga mudah untuk mengembangkan, menguji, dan memperbaiki masalah. Selain itu, deployment aplikasi monolitik juga lebih mudah karena hanya memerlukan satu mesin server.


Namun, kelemahan dari aplikasi monolitik adalah sulit untuk mengembangkan dan memelihara karena ukuran yang besar. Karena semua fitur dan fungsi terintegrasi satu sama lain, maka perubahan pada satu bagian dapat mempengaruhi seluruh aplikasi. Selain itu, sulit untuk meningkatkan skalabilitas aplikasi secara horizontal karena setiap kali harus menambahkan mesin server baru.

Baca juga Perbedaan Asynchronous dan Synchronous


2. Microservice

Aplikasi Microservice

Microservice adalah aplikasi yang terdiri dari beberapa bagian kecil atau modul independen, yang dikenal sebagai layanan. Setiap layanan terpisah dan menjalankan fungsionalitasnya sendiri. Layanan ini biasanya dibangun dengan teknologi yang berbeda dan menggunakan API untuk berkomunikasi satu sama lain.


Keuntungan dari aplikasi microservice adalah mudah untuk dikembangkan dan dipelihara karena setiap layanan dapat diimplementasikan, diuji, dan dikembangkan secara independen. Hal ini juga memungkinkan tim pengembang untuk fokus pada area tertentu dan membuat perubahan tanpa mempengaruhi layanan lainnya. Selain itu, aplikasi microservice juga lebih mudah diintegrasikan dengan teknologi baru dan memungkinkan untuk meningkatkan skalabilitas aplikasi secara horizontal.


Namun, kelemahan dari aplikasi microservice adalah sulit untuk dikonfigurasi dan diimplementasikan karena terdiri dari beberapa layanan yang harus dihubungkan satu sama lain dengan benar. Selain itu, diperlukan tim yang terampil untuk mengelola dan mengembangkan layanan aplikasi microservice.

Baca juga Apa saja yang dipelajari di Teknik Informatika


Kesimpulan

Kedua pendekatan arsitektur memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika bisnis Anda membutuhkan aplikasi yang mudah dipahami, mudah dikelola, dan tidak memerlukan skala yang tinggi, aplikasi monolitik bisa menjadi pilihan yang tepat. Namun, jika Anda memerlukan aplikasi yang dapat dengan mudah ditingkatkan skalabilitasnya dan mudah diintegrasikan dengan teknologi baru, aplikasi microservice mungkin lebih cocok. 


Penting untuk mempertimbangkan antara kebutuhan bisnis dan teknis Anda ketika memilih pendekatan arsitektur perangkat lunak. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan antara lain kompleksitas aplikasi, kecepatan pengembangan, waktu pemasaran, kemampuan untuk mengelola dan memelihara aplikasi, dan kemampuan untuk meningkatkan skalabilitas aplikasi.


Jika Anda memutuskan untuk menggunakan arsitektur microservice, ada beberapa praktik terbaik yang harus diperhatikan. Pastikan setiap layanan dikembangkan dan diuji dengan baik sebelum diintegrasikan dengan layanan lainnya. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko kesalahan dan meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan dan memelihara aplikasi.


Selain itu, pastikan untuk menggunakan teknologi dan alat yang tepat untuk memudahkan manajemen dan pemantauan layanan, seperti Kubernetes atau Docker. Ini dapat membantu mempercepat pengembangan dan memudahkan manajemen layanan aplikasi.


Kesimpulannya, baik aplikasi monolitik maupun microservice memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pilih pendekatan arsitektur yang sesuai dengan kebutuhan bisnis dan teknis Anda, dan pastikan untuk mengikuti praktik terbaik yang tepat untuk memudahkan pengembangan, manajemen, dan pemeliharaan aplikasi.


Mau liat atau download source code aplikasi premium bisa disini.
Previous
Next Post »
0 Komentar