Showing posts with label javascript. Show all posts
Showing posts with label javascript. Show all posts

Perbedaan NPM dan NPX: Memahami Package Manager di Node.js

8:06 PM Add Comment
NPM vs NPX

Dalam dunia pengembangan JavaScript, terutama saat bekerja dengan Node.js, Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah NPM dan NPX. Keduanya adalah alat yang sangat penting dalam ekosistem Node.js, tetapi memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda. Mari kita bahas lebih dalam tentang perbedaan antara NPM dan NPX.


Apa Itu NPM?


NPM (Node Package Manager) adalah manajer paket default untuk Node.js. NPM memungkinkan pengembang untuk mengelola paket dan dependensi yang diperlukan dalam proyek mereka. Dengan NPM, Anda dapat menginstal, memperbarui, dan menghapus paket dengan mudah. Beberapa fitur utama NPM meliputi:

  • Instalasi Paket: Anda dapat menginstal paket dari registry NPM dengan perintah `npm install <nama-paket>`.
  • Manajemen Dependensi**: NPM secara otomatis mengelola dependensi proyek Anda dan menyimpannya dalam file `package.json`.
  • Script: NPM memungkinkan Anda untuk mendefinisikan skrip yang dapat dijalankan dengan perintah `npm run <nama-skrip>`.


Apa Itu NPX?


NPX adalah alat yang disertakan dengan NPM (mulai dari versi 5.2.0) yang memungkinkan Anda untuk menjalankan paket Node.js tanpa harus menginstalnya secara global. NPX sangat berguna untuk menjalankan skrip atau alat yang hanya perlu digunakan sekali atau jarang digunakan. Beberapa fitur utama NPX meliputi:


  • Menjalankan Paket Tanpa Instalasi: Dengan NPX, Anda dapat menjalankan paket yang tidak terinstal secara global dengan perintah `npx <nama-paket>`.
  • Versi Tertentu: NPX memungkinkan Anda untuk menjalankan versi tertentu dari paket tanpa mengubah dependensi proyek Anda.
  • Eksekusi Skrip: NPX dapat digunakan untuk menjalankan skrip yang ada di dalam proyek Anda dengan mudah.


Perbedaan Utama antara NPM dan NPX


1. Fungsi:

  • NPM: Digunakan untuk mengelola paket dan dependensi dalam proyek Node.js.
  • NPX: Digunakan untuk menjalankan paket Node.js tanpa harus menginstalnya secara global.


2. Instalasi:

  • NPM: Menginstal paket secara permanen dalam proyek atau secara global.
  • NPX: Menjalankan paket secara sementara tanpa menginstalnya.


3. Penggunaan:

  • NPM: Digunakan untuk menginstal dan mengelola dependensi proyek.
  • NPX: Digunakan untuk menjalankan skrip atau alat yang tidak perlu diinstal secara permanen.


Kapan Menggunakan NPM dan NPX?

Gunakan NPM ketika Anda perlu menginstal paket yang akan digunakan secara berkelanjutan dalam proyek Anda. Misalnya, jika Anda menggunakan framework seperti Express.js, Anda akan menginstalnya dengan NPM.

Gunakan NPX ketika Anda ingin menjalankan alat atau skrip sekali tanpa perlu menginstalnya secara global. Misalnya, jika Anda ingin menggunakan Create React App untuk membuat aplikasi React baru, Anda dapat menjalankannya dengan NPX tanpa harus menginstalnya terlebih dahulu.


Kesimpulan


NPM dan NPX adalah dua alat yang sangat berguna dalam pengembangan Node.js, tetapi memiliki fungsi yang berbeda. NPM digunakan untuk mengelola paket dan dependensi, sementara NPX memungkinkan Anda untuk menjalankan paket tanpa harus menginstalnya. Memahami perbedaan ini akan membantu Anda dalam mengelola proyek JavaScript dengan lebih efisien. Jadi, pastikan untuk menggunakan alat yang tepat sesuai kebutuhan proyek Anda!


Jika Anda memiliki pertanyaan atau ingin berbagi pengalaman menggunakan NPM dan NPX, jangan ragu untuk menghubungi kami. Selamat berkoding!


Cara mengunakan jquery

3:44 AM Add Comment




Oke lanjut kalo sebelumnya saya berbagi bahasa c dan css , sekarang saya akan berbagi mengenai cara menggunakan libarynya javascript yaitu jquery . Kalo belum tau apa itu jquery ? mari baca sini , harus baca dulu ya , kenapa bray ? karena “ tak kenal maka kenalan , kalo udah kenal pasti suka , kalo udah suka pasti belajarnya mudah ” . Oke lanjut lagi kalo kalian sekarang sudah tau apa itu jquery ? sekarang kita akan lanjut membahas cara menggunakan jquery . Sebelum kalian mulai belajar jquery , kalian download dulu jquery di jquery.com agar bisa di pakai offline . Oke kalo lanjut pertama kita panggil dulu jquerynya .

Dengan

<script src=”tempat nyimpen jquerynya dimana”></script>

Contoh

<script src="jquery.js"></script>

Oke kalo kita udah manggil jquerynya tinggal kita gunakan fungsi fungsi yang ada di jquery . Caranya gimana bray ? oke lanjut ke contohnya .

<script src="jquery.js"></script>
<script>
                $(document).ready(function(){
                                $("p").click(function(){
                                                $("#berubah").animate({width:"100%"},1000);
                                });
                });
</script>
<p>Klik ini</p>
<div id="berubah"style="width:50%;height:40px;background-color:rgb(0,255,0);"></div>

Oke kalo kalian sudah buat ini , lalu kalian lihat apa yang terjadi ? begitu kita klik maka akan berubah ukurannya selama satu detik . Oke jadi untuk menggunakan jquery dengan

$(selectornya).action()


  • Tanda dollar , untuk mendefinisikan jquery

  • (selector),untuk menunjukkan elemen yang dipilih atau dituju , seperti kalo di sana ada tag p dan yang mempunyai id berubah .

  • Action(), adalah jquery action yang akan dilakukan terhadap elemen yang dipilih . jadi kalo kita baca scriptnya gini . jika tag p di click maka yang punya id berubah akan membuat animasi lebarnya jadi 100% selama 1 detik .

Gimana kawan kawan mudah bukan menggunakan jquery itu , gak susahkan kalo kita senang belajar jquery . Oke saya akan memberi contoh satu lagi , kali ini contohnya adalah membandingkan javascript murni dengan jquey .

<script src="jquery.js"></script>
<script>
         $(document).ready(function(){
                $("p").click(function(){
                     document.getElementById('berubah').innerHTML = 'ini adalah javascript';
                });
         });
</script>
<p>Klik ini</p>
<div id="berubah"style="width:50%;height:40px;background-color:rgb(0,255,0);"></div>

Ya terlihatkan perbedaannya kan kalo kita menggunakan jquery .

Kalo di javascript murni

document.getElementById(‘berubah’)

Dengan jquery cukup

$(“berubah”)

Tapi jangan terlalu mengandalkan jquery , karena jquery juga pasti punya kelebihan dan juga  kelemahan . Oke kali kalian paham cara menggunakan jquery saya akhiri saja sampai disini kalo kalian paham . Jadi semoga bermanfaat dan menambah ilmu tentang cara menggunakan jquery . Jangan lupa like fans page kami dan bantu share artikel ini . Sampai jumpa di artikel yang lainnya tentunya yang lebih menarik dan juga lebih bermanfaat . Terimakasih telah berkenan membaca artikel ini .

Pesan saya , anggap pelajaran adalah permainan yang kita senangi , jika kita anggap pelajaran adalah permainan yang kita senangi pasti kita akan senang dan terus belajarnya . 

Keamanan di AWS: Memahami IAM dan Praktik Terbaik untuk Perlindungan Data

4:09 AM Add Comment
AWS IAM

Di era digital saat ini, keamanan data menjadi salah satu prioritas utama bagi organisasi. Dengan semakin banyaknya data yang disimpan di cloud, penting untuk memahami bagaimana cara melindungi informasi sensitif. Amazon Web Services (AWS) menawarkan berbagai alat dan layanan untuk membantu menjaga keamanan data, salah satunya adalah AWS Identity and Access Management (IAM). Artikel ini akan membahas apa itu IAM dan praktik terbaik untuk melindungi data di AWS.


Apa Itu AWS IAM?

AWS IAM adalah layanan yang memungkinkan kamu untuk mengelola akses ke sumber daya AWS dengan aman. Dengan IAM, kamu dapat membuat dan mengelola pengguna, grup, dan kebijakan akses yang menentukan siapa yang dapat mengakses sumber daya tertentu dan apa yang dapat mereka lakukan dengan sumber daya tersebut.


Fitur Utama AWS IAM

  1. Pengelolaan Pengguna dan Grup: IAM memungkinkan kamu untuk membuat pengguna dan grup, serta mengatur izin akses berdasarkan peran mereka dalam organisasi.
  2. Kebijakan Akses yang Fleksibel: Kamu dapat membuat kebijakan akses yang mendetail untuk mengontrol izin pengguna. Kebijakan ini dapat ditetapkan pada pengguna, grup, atau sumber daya tertentu.
  3. Multi-Factor Authentication (MFA): IAM mendukung MFA, yang menambahkan lapisan keamanan tambahan dengan meminta pengguna untuk memberikan informasi tambahan (seperti kode dari aplikasi autentikasi) saat masuk.
  4. Audit dan Monitoring: Dengan AWS CloudTrail, kamu dapat melacak aktivitas pengguna dan perubahan yang dilakukan pada sumber daya AWS, sehingga memudahkan dalam audit dan pemantauan keamanan.


Praktik Terbaik untuk Keamanan Data di AWS

  1. Prinsip Least Privilege: Berikan akses minimum yang diperlukan kepada pengguna untuk menyelesaikan tugas mereka. Ini membantu meminimalkan risiko jika akun pengguna terkompromi.
  2. Gunakan MFA: Aktifkan MFA untuk semua pengguna, terutama untuk akun dengan akses administratif. Ini menambah lapisan perlindungan ekstra.
  3. Rutin Tinjau Kebijakan Akses: Secara berkala, tinjau dan perbarui kebijakan akses untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang memerlukan akses yang memilikinya.
  4. Gunakan Role untuk Aplikasi: Alih-alih menggunakan kredensial pengguna, gunakan IAM Roles untuk memberikan akses kepada aplikasi yang berjalan di AWS. Ini mengurangi risiko kebocoran kredensial.
  5. Audit dan Monitoring: Gunakan AWS CloudTrail untuk mencatat semua aktivitas API di akun AWS kamu. Ini membantu dalam mendeteksi aktivitas mencurigakan dan melakukan audit keamanan.
  6. Enkripsi Data: Pastikan data yang disimpan di AWS dienkripsi, baik saat transit maupun saat disimpan. Gunakan AWS Key Management Service (KMS) untuk mengelola kunci enkripsi.
  7. Pendidikan dan Pelatihan: Berikan pelatihan keamanan kepada semua pengguna untuk meningkatkan kesadaran tentang praktik terbaik dan potensi ancaman.


Kesimpulan

Keamanan data di AWS adalah tanggung jawab bersama antara AWS dan pengguna. Dengan memahami dan memanfaatkan AWS IAM serta menerapkan praktik terbaik, kamu dapat melindungi data sensitif dan mengurangi risiko kebocoran informasi. Ingatlah bahwa keamanan adalah proses yang berkelanjutan, dan penting untuk selalu memperbarui pengetahuan dan strategi keamanan kamu.

Jika kamu memiliki pertanyaan atau ingin berbagi pengalaman tentang keamanan di AWS, jangan ragu untuk meninggalkan komentar di bawah. Selamat menjaga keamanan data kamu!


Interaksi dengan API dalam Aplikasi Vue.js: Menggunakan Fetch API dan Axios

8:38 AM Add Comment
Vue Js Tutorial

API (Application Programming Interface) adalah komponen penting dalam pengembangan perangkat lunak modern. Mereka memungkinkan aplikasi untuk berkomunikasi dengan layanan eksternal dan mengakses data atau fungsi dari sumber daya yang berbeda. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara berinteraksi dengan API eksternal dalam aplikasi Vue.js, salah satu kerangka kerja JavaScript yang populer, menggunakan Fetch API dan library Axios.


Menggunakan Fetch API

Fetch API adalah API bawaan yang telah tersedia di peramban web modern seperti Google Chrome, Mozilla Firefox, dan lainnya. Ini adalah cara yang efisien dan mudah untuk melakukan permintaan HTTP ke API eksternal dalam aplikasi Vue.js Anda.


Melakukan Permintaan GET

Untuk melakukan permintaan GET ke API eksternal, Anda dapat menggunakan kode berikut dalam komponen Vue Anda:


// Impor komponen Vue

import Vue from 'vue';


// Membuat instance Vue

new Vue({

  el: '#app',

  data: {

    responseData: null

  },

  mounted() {

    // Melakukan permintaan GET ke API eksternal

    fetch('https://api.example.com/data')

      .then(response => response.json())

      .then(data => {

        this.responseData = data;

      })

      .catch(error => {

        console.error('Terjadi kesalahan:', error);

      });

  }

});

Dalam contoh di atas, kita menggunakan fetch() untuk melakukan permintaan GET ke URL https://api.example.com/data. Hasilnya kemudian diuraikan dengan response.json() dan disimpan dalam data Vue untuk digunakan dalam template.

Baca juga Memahami konsep komponen dalam Vue.Js


Melakukan Permintaan POST

Untuk melakukan permintaan POST dengan Fetch API, Anda dapat menggunakan kode berikut:


mounted() {

  // Data yang akan dikirim

  const dataToSend = {

    nama: 'John Doe',

    email: 'johndoe@example.com'

  };


  fetch('https://api.example.com/endpoint', {

    method: 'POST',

    headers: {

      'Content-Type': 'application/json'

    },

    body: JSON.stringify(dataToSend)

  })

    .then(response => response.json())

    .then(data => {

      // Menggunakan data yang diterima setelah permintaan POST berhasil

    })

    .catch(error => {

      console.error('Terjadi kesalahan:', error);

    });

}


Menggunakan Axios

Axios adalah library HTTP client yang populer untuk melakukan permintaan HTTP dalam aplikasi Vue.js. Ini memberikan antarmuka yang lebih mudah digunakan dan banyak fitur yang berguna.


Instalasi Axios

Untuk menggunakan Axios, Anda perlu menginstalnya terlebih dahulu dalam proyek Vue.js Anda. Anda dapat melakukannya dengan perintah npm berikut:

npm install axios

Setelah menginstal Axios, Anda dapat mengimpornya ke dalam komponen Vue Anda:

import axios from 'axios';

Melakukan Permintaan GET

Berikut adalah contoh penggunaan Axios untuk melakukan permintaan GET:


mounted() {

  axios.get('https://api.example.com/data')

    .then(response => {

      this.responseData = response.data;

    })

    .catch(error => {

      console.error('Terjadi kesalahan:', error);

    });

}


Melakukan Permintaan POST

Untuk melakukan permintaan POST dengan Axios, Anda dapat menggunakan kode berikut:


mounted() {

  // Data yang akan dikirim

  const dataToSend = {

    nama: 'John Doe',

    email: 'johndoe@example.com'

  };


  axios.post('https://api.example.com/endpoint', dataToSend)

    .then(response => {

      // Menggunakan data yang diterima setelah permintaan POST berhasil

    })

    .catch(error => {

      console.error('Terjadi kesalahan:', error);

    });

}


Baca juga Manajemen status dengan Vuex dalam Vue.Js


Kesimpulan

Berinteraksi dengan API eksternal adalah bagian penting dari pengembangan aplikasi web modern, dan Vue.js menyediakan alat yang kuat untuk melakukan hal ini. Anda dapat memilih antara menggunakan Fetch API bawaan atau library seperti Axios, tergantung pada preferensi dan kebutuhan proyek Anda. Dengan memahami cara melakukan permintaan GET dan POST ke API, Anda dapat dengan mudah mengintegrasikan data eksternal ke dalam aplikasi Vue.js Anda.


Routing dengan Vue Router: Mengelola Navigasi dalam Aplikasi Vue.js

8:02 AM Add Comment
Vue.Js Tutorial

Vue.js adalah salah satu framework JavaScript yang paling populer untuk pengembangan aplikasi web yang responsif dan dinamis. Dalam pengembangan aplikasi web modern, navigasi antar halaman atau komponen dalam aplikasi menjadi sangat penting. Inilah mengapa Vue Router hadir sebagai alat yang kuat untuk mengelola routing dalam aplikasi Vue.js Anda.


Apa itu Vue Router?

Vue Router adalah libreria resmi yang digunakan dalam ekosistem Vue.js untuk mengelola routing. Ini memungkinkan Anda untuk membuat aplikasi Vue.js yang memiliki beberapa halaman atau tampilan yang dapat diakses dengan mudah oleh pengguna. Routing adalah proses mengarahkan pengguna dari satu tampilan atau komponen ke tampilan atau komponen lainnya dalam aplikasi Anda.


Baca juga Pengenalan Vue Js: memahami dasar-dasar javascript yang populerframework


Dengan Vue Router, Anda dapat dengan mudah mengintegrasikan navigasi antar halaman ke dalam aplikasi Anda tanpa harus me-refresh seluruh halaman web. Ini memberikan pengalaman pengguna yang lebih mulus dan cepat dalam berpindah-pindah antar tampilan.


Mengenal Konsep Routing dalam Vue Router

Sebelum kita masuk ke penggunaan praktis Vue Router, mari pahami beberapa konsep penting:

  1. Routes: Ini adalah daftar rute yang mendefinisikan tampilan atau komponen yang akan ditampilkan ketika URL tertentu diakses.
  2. Router Instance: Router Vue adalah objek JavaScript yang mengatur semua routing dalam aplikasi Anda.
  3. Route Components: Ini adalah komponen Vue yang akan ditampilkan ketika URL tertentu diakses. Setiap route biasanya memiliki satu komponen yang terkait.
  4. Router View: Ini adalah komponen khusus yang menampilkan komponen yang sesuai dengan URL yang sedang diakses.
  5. Router Link: Ini adalah komponen yang digunakan untuk membuat tautan ke rute lain dalam aplikasi Anda. Ini akan mengubah URL tanpa memuat ulang halaman.


Menggunakan Vue Router dalam Proyek Anda

Berikut adalah langkah-langkah sederhana untuk mengintegrasikan Vue Router dalam proyek Vue.js Anda:


Langkah 1: Instalasi Vue Router

Pertama, Anda perlu menginstal Vue Router ke dalam proyek Anda. Anda dapat melakukannya menggunakan npm atau yarn:


npm install vue-router

# atau

yarn add vue-router


Langkah 2: Mengimpor dan Menggunakan Vue Router

Setelah menginstal Vue Router, Anda perlu mengimpor dan menggunakannya dalam proyek Anda. Biasanya, ini dilakukan di dalam file main.js proyek Vue Anda.


import Vue from 'vue'

import VueRouter from 'vue-router'


Vue.use(VueRouter)


Langkah 3: Mendefinisikan Rute

Selanjutnya, Anda perlu mendefinisikan rute-rute aplikasi Anda. Ini biasanya dilakukan dalam file terpisah yang diberi nama routes.js atau sejenisnya. Contoh definisi rute:


const routes = [

  { path: '/', component: Home },

  { path: '/about', component: About },

  { path: '/contact', component: Contact }

]


Langkah 4: Membuat Router Instance

Buat instance router menggunakan definisi rute yang telah Anda buat:


const router = new VueRouter({

  routes

})


Langkah 5: Menampilkan Router View

Di dalam komponen induk Anda (biasanya di dalam file App.vue), tambahkan komponen <router-view></router-view> untuk menampilkan komponen yang sesuai dengan URL saat ini.


<template>

  <div id="app">

    <router-view></router-view>

  </div>

</template>


Langkah 6: Menambahkan Router Link

Gunakan komponen <router-link> untuk membuat tautan ke rute-rute yang telah Anda definisikan.


<router-link to="/">Home</router-link>

<router-link to="/about">About</router-link>

<router-link to="/contact">Contact</router-link>


Langkah 7: Menjalankan Aplikasi Anda

Terakhir, Anda perlu menjalankan aplikasi Anda dengan router yang telah diatur:


new Vue({

  router,

  render: h => h(App)

}).$mount('#app')


Baca juga Panduan praktis pengembangan aplikasi web dengan vue


Kesimpulan

Dengan Vue Router, Anda dapat dengan mudah mengelola navigasi dalam aplikasi Vue.js Anda. Ini memungkinkan Anda untuk membuat aplikasi web yang lebih responsif, cepat, dan nyaman bagi pengguna. Dengan memahami konsep dasar routing dan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda akan dapat mengintegrasikan Vue Router ke dalam proyek Vue.js Anda dengan mudah. Semoga artikel ini membantu Anda memahami bagaimana menggunakannya!


Panduan Praktis Pengembangan Aplikasi Web dengan Vue.js

6:54 AM Add Comment

Vue.js adalah salah satu framework JavaScript yang paling populer dan mudah digunakan untuk pengembangan aplikasi web. Dengan desain yang ringan dan fokus pada tampilan (UI), Vue.js memungkinkan pengembang untuk dengan mudah membangun aplikasi web interaktif dan responsif. Artikel ini akan membantu Anda memulai dengan Vue.js dengan langkah-langkah praktis dan panduan sederhana.


Langkah 1: Persiapan Lingkungan

Sebelum Anda dapat mulai mengembangkan aplikasi web menggunakan Vue.js, Anda perlu memastikan bahwa lingkungan pengembangan Anda sudah siap. Pastikan Anda telah menginstal Node.js di komputer Anda. Anda dapat mengunduh dan menginstal Node.js dari situs resmi Node.js.


Setelah Node.js terinstal, Anda dapat memverifikasi instalasi Node.js dan npm (Node Package Manager) dengan menjalankan perintah berikut di terminal:

node -v

npm -v


Langkah 2: Membuat Proyek Vue.js

Setelah Anda memiliki Node.js dan npm yang terinstal, langkah berikutnya adalah membuat proyek Vue.js. Anda dapat melakukan ini dengan menggunakan Vue CLI (Command Line Interface), alat resmi untuk mengelola proyek Vue.js.


Untuk menginstal Vue CLI, jalankan perintah berikut:

npm install -g @vue/cli

Setelah Vue CLI terinstal, Anda dapat membuat proyek Vue.js baru dengan perintah berikut:

vue create nama-proyek-anda

Ikuti instruksi yang muncul di layar untuk mengkonfigurasi proyek Anda. Anda dapat memilih opsi default atau mengkustomisasi konfigurasi sesuai kebutuhan Anda.

Baca Juga Pengenalan Vue.js

Langkah 3: Struktur Proyek Vue.js

Proyek Vue.js yang baru dibuat akan memiliki struktur dasar yang terorganisir dengan baik. Struktur dasar ini termasuk folder-folter seperti src untuk kode sumber aplikasi, public untuk berkas-berkas statis, dan node_modules untuk dependensi proyek.


Anda akan bekerja terutama di dalam folder src, di mana Anda akan menemukan file App.vue sebagai komponen utama dan folder components untuk menyimpan komponen-komponen tambahan.


Langkah 4: Menggunakan Komponen Vue.js

Komponen adalah bagian fundamental dari aplikasi Vue.js. Anda dapat membuat dan menggunakan komponen untuk mengorganisasi dan merancang tampilan aplikasi Anda. Misalnya, untuk membuat komponen sederhana, Anda dapat membuat file MyComponent.vue dalam folder components:


<template>

  <div>

    <h1>Halo, Saya adalah komponen Vue.js!</h1>

  </div>

</template>


<script>

export default {

  name: 'MyComponent'

}

</script>


<style scoped>

/* Gaya khusus untuk komponen ini */

</style>


Kemudian, Anda dapat menggunakan komponen ini di dalam file App.vue:


<template>

  <div id="app">

    <MyComponent />

  </div>

</template>


<script>

import MyComponent from './components/MyComponent.vue';


export default {

  components: {

    MyComponent

  }

}

</script>


Langkah 5: Menjalankan Aplikasi

Setelah Anda membuat komponen dan mengatur struktur proyek Anda, Anda dapat menjalankan aplikasi dengan perintah:

npm run serve


Aplikasi Anda akan dijalankan di server pengembangan dan dapat diakses melalui peramban web dengan alamat http://localhost:8080/.


Kesimpulan

Ini adalah panduan singkat tentang bagaimana memulai pengembangan aplikasi web dengan Vue.js. Vue.js adalah framework yang kuat dan intuitif yang memungkinkan Anda untuk dengan cepat membuat aplikasi web yang interaktif dan responsif. Dengan langkah-langkah yang telah dijelaskan di atas









Pengenalan Vue.js: Memahami Dasar-Dasar Framework JavaScript yang Populer

6:47 AM Add Comment
Vue JS Tutorial


Vue.js, seringkali disebut sebagai Vue, adalah salah satu framework JavaScript yang paling populer digunakan untuk membangun antarmuka pengguna (UI) yang interaktif dan responsif di web. Dengan basis pengguna yang terus berkembang, Vue.js telah menjadi salah satu alat pilihan utama bagi pengembang web. Artikel ini akan memberikan pengenalan dasar tentang Vue.js, menjelaskan mengapa Anda harus mempertimbangkan menggunakannya, serta beberapa konsep kunci yang perlu Anda ketahui.

Apa itu Vue.js?

Vue.js adalah sebuah framework JavaScript yang dibuat oleh Evan You pada tahun 2014. Ini adalah proyek open-source yang berfokus pada pengembangan aplikasi web satu halaman (Single Page Application atau SPA) dan memungkinkan pengembang untuk membangun UI yang dinamis dan efisien. Vue.js mendukung pengembangan tampilan deklaratif, yang berarti Anda dapat mendefinisikan bagaimana tampilan aplikasi seharusnya terlihat pada berbagai keadaan, dan Vue.js akan merawat segala yang diperlukan untuk menghasilkan tampilan tersebut.

Mengapa Vue.js?

Ada beberapa alasan mengapa Vue.js menjadi pilihan utama bagi banyak pengembang web:
  1. Ringan dan Mudah Dipelajari: Vue.js adalah salah satu framework JavaScript yang lebih ringan dan mudah dipelajari dibandingkan dengan alternatifnya seperti React atau Angular. Dokumentasi yang kuat dan komunitas yang aktif membuatnya sangat ramah bagi pemula.
  2. Kemudahan Integrasi: Anda dapat dengan mudah mengintegrasikan Vue.js dengan proyek yang sudah ada. Ini berarti Anda tidak perlu memulai dari awal jika Anda ingin menggunakan Vue.js dalam aplikasi yang sudah ada.
  3. Reaktif: Vue.js menggunakan pendekatan reaktif untuk mengelola komponen, yang berarti tampilan akan selalu diperbarui secara otomatis saat data yang digunakan berubah. Hal ini membuat pengembangan aplikasi yang responsif menjadi lebih mudah.
  4. Komponen yang Kuat: Vue.js mempromosikan penggunaan komponen sebagai unit dasar dalam pengembangan aplikasi. Komponen memungkinkan pemisahan yang baik antara logika aplikasi dan tampilan, sehingga mempermudah pemeliharaan dan pengembangan.
  5. Ekosistem yang Berkembang Pesat: Vue.js memiliki ekosistem yang berkembang pesat dengan banyak plugin, ekstensi, dan alat bantu yang dapat mempercepat pengembangan.

Konsep Kunci dalam Vue.js

Untuk memahami Vue.js dengan baik, ada beberapa konsep kunci yang perlu Anda ketahui:
  1. Komponen: Komponen adalah bagian dasar dari aplikasi Vue.js. Mereka adalah unit mandiri yang dapat digunakan untuk mengelola tampilan dan logika aplikasi. Komponen dapat bersarang satu sama lain, membentuk struktur aplikasi yang kompleks.
  2. Direktif: Vue.js menggunakan direktif (directive) dalam sintaksis templatingnya untuk mengikat perilaku HTML ke model data Vue. Direktif yang paling umum adalah v-bind untuk mengikat atribut, dan v-on untuk menangani peristiwa.
  3. Model Data: Vue.js menggunakan objek JavaScript sebagai model data untuk mengelola informasi yang akan ditampilkan dan diubah di dalam aplikasi. Model data ini adalah bagian yang paling reaktif dalam Vue.js.
  4. Rute: Vue Router adalah pustaka resmi untuk mengelola rute dalam aplikasi Vue.js. Ini memungkinkan Anda membuat aplikasi berbasis SPA dengan navigasi yang halus.
  5. Manajemen Keadaan: Vuex adalah pustaka resmi untuk manajemen keadaan dalam aplikasi Vue.js. Ini membantu Anda mengelola data yang harus dibagikan antara komponen dan mempertahankan keadaan aplikasi secara konsisten.
Baca juga Apa itu ReactJS

Kesimpulan

Vue.js adalah framework JavaScript yang sangat populer untuk pengembangan aplikasi web modern. Dengan kemudahan penggunaan, dokumentasi yang kuat, dan komunitas yang aktif, Vue.js merupakan pilihan yang bagus untuk membangun antarmuka pengguna yang interaktif dan responsif. Dengan memahami konsep dasar seperti komponen, direktif, model data, dan alat-alat seperti Vue Router dan Vuex, Anda akan siap untuk memulai perjalanan pengembangan dengan Vue.js.

Memahami Asynchronous dan Synchronous Programming dalam Pemrograman Javascript

5:07 AM Add Comment
Asynchronous dan Synchronous Programming

Kali ini kita akan  belajar tentang perbedaan Asynchronous dan Synchronous Programming dalam pemrograman Javascript dan bagaimana kedua metode ini mempengaruhi kecepatan eksekusi program. Asynchronous dan Synchronous adalah istilah yang sering digunakan dalam pemrograman Javascript.


Asynchronous Programming adalah pendekatan pemrograman yang tidak terikat pada input output (I/O) protocol. Ini berarti bahwa pemrograman asynchronous tidak melakukan pekerjaan secara berurutan seperti pemrograman lama. Sebaliknya, pekerjaan dilakukan secara independen dan tanpa harus menunggu proses lain selesai. Hal ini membuat waktu eksekusi menjadi lebih singkat dan cepat.


Sedangkan Synchronous Programming memiliki pendekatan yang lebih tradisional, dengan task yang dieksekusi satu per satu sesuai urutan dan prioritas. Namun, Synchronous Programming memiliki kemudahan yang tidak ditawarkan oleh Asynchronous Programming.

Baca juga Apa itu AJAX

Kedepannya, kedua pendekatan ini akan terus berkembang dan berada pada satu tujuan yang sama. Terlebih dengan semakin berkembangnya teknologi seperti Rest API. Pelajari lebih lanjut tentang Asynchronous dan Synchronous Programming dalam pemrograman Javascript!

Pengenalan Angular: Dasar-dasar Framework untuk Pembuatan SPA

4:14 AM Add Comment


Logo Angular

Angular adalah salah satu framework populer untuk pembuatan aplikasi web modern. Ini memungkinkan Anda membuat aplikasi yang responsif, interaktif, dan mudah digunakan dengan cara yang efisien dan terstruktur. Dalam artikel ini, kita akan membahas dasar-dasar Angular dan bagaimana Anda dapat memulai menggunakannya.


Angular adalah framework JavaScript open-source yang dikembangkan oleh Google. Ini dapat digunakan untuk membuat aplikasi berbasis Single Page Application (SPA), yang memungkinkan Anda membuat aplikasi web yang responsif dan memuat halaman secara real-time tanpa memuat ulang halaman seluruhnya.

Baca juga Pengertian React JS

Angular menggunakan konsep pemrograman berorientasi komponen, yang memungkinkan Anda membagi aplikasi Anda menjadi komponen yang terpisah dan dapat dipakai kembali. Setiap komponen memiliki logic, template, dan styling yang terpisah, sehingga memudahkan Anda dalam memelihara dan mengembangkan aplikasi Anda.


Untuk memulai menggunakan Angular, Anda perlu memasang Angular CLI, yang merupakan alat untuk membuat dan mengelola proyek Angular. Setelah itu, Anda dapat membuat proyek baru menggunakan perintah "ng new [nama proyek]".


Angular menggunakan bahasa pemrograman TypeScript, yang merupakan bahasa pemrograman yang didesain khusus untuk pengembangan aplikasi web. TypeScript memiliki tipe data yang jelas dan memiliki fitur seperti class dan interface, yang membuat kode Anda lebih terstruktur dan mudah dibaca.


Setelah membuat proyek baru, Anda dapat memulai membuat komponen baru dengan menggunakan perintah "ng generate component [nama komponen]". Setiap komponen terdiri dari tiga bagian: template HTML, class TypeScript, dan styling CSS. Anda dapat mengatur interaksi antar komponen dengan menggunakan properti input dan output.

Baca juga Apa itu jQuery

Angular juga memiliki fitur bawaan seperti direktif, yang memungkinkan Anda memodifikasi componen tanpa harus menulis logika baru. Contohnya, direktif ngFor memungkinkan Anda menampilkan daftar item secara dinamis dalam template.


Untuk membuat aplikasi yang memiliki routing, Anda dapat menggunakan module Router. Router memungkinkan Anda menentukan bagaimana aplikasi Anda harus bereaksi terhadap perubahan URL, sehingga menjadikan aplikasi Anda seperti aplikasi multi-halaman. Anda dapat menentukan rute dan memetakan URL ke komponen tertentu, sehingga memudahkan pengguna untuk menavigasi aplikasi Anda.


Angular juga memiliki fitur bawaan untuk mengelola data, seperti HTTP client untuk mengirim dan menerima data dari server, dan observables untuk memantau perubahan data dalam aplikasi. Anda juga dapat menggunakan service untuk mengelola data dan logika bisnis Anda, sehingga memudahkan Anda dalam memelihara dan mengembangkan aplikasi Anda.


Angular juga memiliki banyak komponen UI bawaan dan library tambahan seperti Angular Material, yang memudahkan Anda dalam membuat antarmuka pengguna yang responsif dan interaktif. Anda juga dapat menggunakan fitur seperti form validation dan templating untuk membuat antarmuka pengguna yang mudah digunakan.


Kesimpulan

Angular adalah salah satu framework pemrograman web terpopuler yang memungkinkan Anda membuat aplikasi SPA dengan cara yang efisien dan terstruktur. Dengan menggunakan konsep pemrograman berorientasi komponen, TypeScript, dan fitur seperti routing dan data management, Anda dapat membuat aplikasi web yang responsif, interaktif, dan mudah digunakan.


Jika Anda tertarik untuk mempelajari Angular lebih lanjut, Anda dapat memulainya dengan membaca dokumentasi resmi, mengikuti tutorial online, atau mengikuti kelas pemrograman. Dengan mempelajari Angular, Anda dapat membuat aplikasi web modern dan memperluas skill pemrograman Anda.

Membuat layout menggunakan librari semantic-ui-react pada aplikasi react js

1:08 AM Add Comment
Kita akan membuat layout website responsive menggunakan librari semantic-ui-react. Semantic UI adalah semacam UI frameworks yang memudahkan kita membuat website template atau style website, karena source css, javascript, dan html telah siap untuk digunakan atau diimplementasikan ke dalam project website. Dengan ui framework, kita tidak perlu lagi membuat style website dan fungsi-fungsi javascript dari awal, sangat membantu mempercepat pengembangan aplikasi yang kita buat. Librari semantic-ui-react adalah komponen-komponen react js yang dibuat menggunakan style semantic ui (semantic-ui.com). Semua dokumentasi dari setiap komponen react js bisa kita pelajari melalui website https://react.semantic-ui.com. Pada tutorial sebelumnya kita telah membuat halaman-halaman website menggunakan librari react-router-dom. Tutorial kali ini kita akan membuat layout website responsive yang sudah ada navigasi atau menu untuk menuju ke setiap halaman website. Contoh layout yang akan kita buat seperti ini https://react.semantic-ui.com/layouts/homepage Ikuti langkah-langkah berikut ini: 1. Masuk ke project react js yang telah kita buat, dan install librari semantic-ui-react.
$ cd aplikasi-reactjs
$ npm install --save semantic-ui-react
2. Install package css dari semantic ui.
$ npm install --save semantic-ui-css
3. Import semantic-ui-css di dalam file index.js: 4. Buat folder containers dan components di dalam src:
$ mkdir src/containers
$ mkdir src/components
5. Buatlah file-file berikut ini pada folder nya masing-masing: src/components/HomepageHeading.js ---- src/containers/DesktopContainer.js ---- src/containers/MobileContainer.js ---- src/containers/FooterContainer.js ---- src/containers/ResponsiveContainer.js ---- src/Router.js ---- src/pages/HomePage.js ---- src/pages/AboutPage.js ---- src/pages/ContactPage.js ---- 6. Jalankan aplikasi react js anda di localhost: $ npm start Baiklah sampai disini project react js kita sudah memiliki layout yang responsive terdiri dari navigasi, header, footer dan content setiap page. Berikut ini adalah file-file yang baru dibuat dan yang di-edit: File Baru: src/components/HomepageHeading.js src/containers/DesktopContainer.js src/containers/FooterContainer.js src/containers/MobileContainer.js src/containers/ResponsiveContainer.js
File Edit:
src/index.js src/Router.js src/pages/AboutPage.js src/pages/ContactPage.js src/pages/HomePage.js Langkah selanjutnya adalah upload hasil kerja anda ke server hosting. Ikut langkah-langkah pada tutorial bagian 2. Anda bisa melihat hasil dari tutorial ini di alamat website www.opetstudio.com. Source code tutorial di https://github.com/opetstudio/tutorial-reactjs/tree/tutorial-bagian-3. Okey, sekian tutorial cara membuat layout website react js menggunakan librari semantic-ui-react, jika ada bagian yang kurang anda mengerti, anda bisa bertanya langsung di kolom komentar. Ikuti terus seri tutorial react js dalam bahasa Indonesia untuk seri yang akan datang. Terima kasih telah membaca tutorial yang sederhana ini. Semoga bermanfaat. Salam..!!!

Implementasi react-router-dom untuk membuat pages website pada aplikasi react js

12:55 AM Add Comment
Implementasi react-router-dom untuk membuat pages website pada aplikasi react js

Tutorial ini akan membahas tentang penggunaan router pada aplikasi react js. Kita akan menggunakan librari atau package react-router-dom sebagai router. Kegunaan router adalah memisahkan komponen-komponen mana yang akan di-render berdasarkan path url yang sudah ditentukan. Contohnya path url "/home" untuk komponen "HomePage.js", path "/about" untuk "AboutPage.js", path "/contact" untuk "ContactPage.js", dan seterusnya. Ada dua tipe komponen router yang dapat kita pakai dari librari react-router-dom. Pilih salah satu komponen yaitu HashRouter atau BrowserRouter. 

Jika aplikasi react js akan diakses melalui browser, maka disarankan menggunakan BrowserRouter. Berikut ini contoh perbedaan url yang menggunakan HashRouter dan BrowserRouter: HashRouter: http://www.opetstudio.com/#/home BrowserRouter: http://www.opetstudio.com/home Terlihat perbedaannya, yang satu memakai hash, yang satunya lagi tidak memakai hash. Biasanya saya menggunakan HashRouter saat membuat aplikasi dashboard kusus untuk admin. 


Pada prakteknya nanti, anda bisa coba-coba kedua tipe router di atas. Okey, kita langsung saja implementasi librari react-router-dom pada project yang sudah kita buat pada tutorial bagian 1, dan langsung kita upload ke hosting sama seperti tutorial bagian 2. Kita akan membuat tiga halaman website yaitu halman home, about dan contact. Ikuti langkah-langkah berikut: 1. Pertama, masuk ke dalam folder project react js dan install librari atau package react-router-dom:
$ cd aplikasi-reactjs
$ npm install --save react-router-dom
option --save artinya save daftar module atau package yang telah kita install ke dalam file package.json. 2. Buatlah folder "pages" di dalam folder src:
$ mkdir src/pages
3. Buatlah file HomePage.js di dalam folder "pages" tadi, dan copy paste script di bawah ini: Save file anda tadi dengan command: ":wq!", atau save file seperti biasa jika menggunakan editor. Saya sarankan gunakan editor Visual Studio Code, biar lebih mudah. 4. Ikut step ke-2 untuk membuat file AboutPage.js dan ContactPage.js, sesuaikan nama class nya dengan nama file nya. Ganti tulisan "ini adalah halaman Home" sesuai dengan halaman masing-masing biar kelihatan perpindahan antara page. Jadi file page yang telah kita buat dan berada di dalam folder src/pages/ adalah file: HomePage.js, AboutPage.js dan ContactPage.js. 5. Buatlah satu file dengan nama "Router.js" di dalam folder src. Copy dan paste script javascript berikut: 6. Edit file src/index.js, Replace semua string "App" dengan "Router. Hasil koding nya seperti ini: 7. Implementasi react-router-dom telah selesai. Sekarang ketik command berikut untuk menjalankan aplikasi react js di localhost:
$ npm start
Akses alamat url berikut untuk membuka setiap halaman yang telah kita buat tadi: http://localhost:3000/home http://localhost:3000/about http://localhost:3000/contact Jreng..Jreng..Jreng.. Halaman-halaman website anda sudah bisa di akses menggunakan alamat url nya masing-masing karena kita telah memasang router pada aplikasi atau project react js. Saya rasa tutorial ini terlalu gampang untuk diikuti. Bukan begitu bukan? Selanjutnya, upload hasil kerja kita tadi ke hosting anda masing-masing. Ikuti langkah-langkah berikut: 1. Jalankan perintah berikut untuk build project react js:
$ npm run build
hasil build file-file source berada di dalam folder build, semuanya sudah di minify dan siap untuk diupload ke server. 2. Buka aplikasi ftp seperti WinScp, Filezilla, Transmit atau aplikasi-aplikasi ftp lainnya yang biasa anda gunakan, lalu masuk ke hosting menggunakan username dan password ftp yang telah diberikan oleh jasa penyedia hosting . Upload semua isi folder build ke folder public_html di server hosting anda. 3. Step ini sangat penting..!!!. Jangan lupa buat file .htaccess dan upload ke dalam folder public_html di server. Copy Paste script berikut ke dalam file .htaccess:
Options -MultiViews
RewriteEngine On
RewriteCond %{REQUEST_FILENAME} !-f
RewriteRule ^ index.html [QSA,L]
Setelah selesai semua proses upload, silahkan akses halaman-halaman website anda menggunakan alamat domain pribadi anda. Contoh alamat domain yang saya gunakan adalah opetstudio.com:


Baiklah sekian tutorial yang sangat singkat ini, jika ada yang kurang anda mengerti, silahkan bertanya di kolom komentar. Ikuti terus seri selanjutnya dari tutorial react js "Tutorial React Js Bahasa Indonesia", sehingga anda bisa mengerti cara membuat aplikasi website menggunakan react js. source code tutorial: https://github.com/opetstudio/tutorial-reactjs Terima kasih sudah membaca tutorial yang sederhana ini.

Type Conversion javascript

12:26 AM Add Comment
Type Conversion javascript

Type Conversion adalah sebuah cara untuk merubah type data pada javascript, misalkan merubah type data string menjadi number atau sering disebut conversion. Conversi ke String
let angka=12;//type data Number
let ubah = String(angka);// "12"
console.log(typeof ubah); // type data menjadi String

let cek = true; //type data boolean
let ubah2= String(cek);//"true"
console.log(ubah2);
atau bisa menggunakan cara yang kedua yaitu menggunakan fungsi toString();
let num=12;//type Number
let ubah =  num.toString();
console.log(typeof ubah);// "String"
Conversi ke Number
let text ="123";//String
let ubah = Number(text);
console.log(typeof ubah);//Number

let cek =true;//boolean
let ubah1 =Number(cek);// 1
console.log(typeof ubah1);//Number
nilai true dan false kalau di konversi dengan Number menjadi 1(true) dan 0(false). cara kedua menggunakan fungsi parseInt dan parseFloat, parseInt digunakan untuk merubah menjadi bilangan bulat sedangkan parseFloat digunakan untuk merubah kebilangan pecahan.

  
let num="12.12";//string
let bulat = parseInt(num); //hasil 12
console.log(typeof bulat);// Number

let pecahan=parseFloat(num);//hasil 12.12
console.log(typeof pecahan);//Number
Conversi ke Boolean
console.log(Boolean(1));//true
console.log(Boolean(0));//false
console.log(Boolean("story"));//true
console.log(Boolean(""));//false
sekian cara konversi type data pada javascript, ada tantangan buat teman-teman silahkan dijawab untuk melatih pemahaman teman-teman.
"" + 2 + 3
"" - 4 + 5
true + true
12 / "3"
"5" * "5"
7 + 8 + "px"
"$" + 1 + 12
"5" - 4
"12px" - 8
12 / 0
"  -12\n" + 5
"  -14\n" - 3
null + 3
undefined + 3

TUTORIAL CARA HOSTING REACT JS

11:39 PM Add Comment
Tutorial kali ini kita akan belajar cara hosting react js atau cara upload ke hosting apache. Biasa nya jasa penyedia hosting yang ada di pasaran, adalah hosting apache yang terdiri dari database mysql, aplikasi php dan web server apache, atau kalau anda sudah mahir biasanya menggunakan vps (virtual private server) atau server dengan teknologi cloud computing.

Biasanya saya menggunakan vultr.com. Jika anda ingin menggunakan vps atau cloud computing, atau server cloud, tapi kurang tahu caranya, anda bisa menghubungi saya. Baiklah mungkin anda memilih menggunakan hosting apache, karena lebih mudah dan lebih praktis karena aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan yaitu mysql, php dan apache sudah diinstall dan siap digunakan tanpa harus config sana sini. Silahkan anda pilih jasa-jasa penyedia hosting seperti rumahweb, niaga hoster, dewa web, nusantara host, dan masih banyak lagi situs-situs penyedia hosting lainnya. 

Kunjungi situs penyedia hosting yang anda inginkan, ikuti langkah-langkah untuk berlangganan di sana, pilihlah nama domain yang ter-keren, dan jangan lupa untuk membayar hosting tersebut, biar nantinya diaktifkan oleh admin nya, sehingga nama domain ter-keren yang anda pilih tadi bisa diakses dari browser anda, contohnya www.namadomainterkeren.com. Okeh, kembali ke project anda. Ikuti langkah-langkah berikut untuk membuat project anda bisa dibuka melalui nama domain yang sudah anda pilih.

Langkah langkah cara hosting React JS

1. Lihat script atau command apa saja yang tersedia di dalam project anda.
$ cd aplikasi-reactjs
$ cat package.json
 

 2. Di bagian field scripts, disitu ada command start, build, test dan eject. Command yang kita akan gunakan adalah command build, yaitu untuk bundling source dari project react js kita, yang telah di minify sehingga menjadi sangat ringan, dan siap untuk diupload ke server hosting.
$ npm run build
Tunggu sampai selesai. Hasil build nya berada di dalam folder build. 3. Upload hasil build tadi ke dalam hosting yang telah kita beli dari situs penyedia hosting tadi. Buka aplikasi ftp anda lalu upload ke dalam publc folder. Biasanya nama foldernya adalah www atau public_html. Upload semua isi dari folder build tadi ke dalam folder public di hosting anda. Jangan lupa hapus file home.htm dari dalam folder public_html jika ada.  


 4. Jika telah selesai anda upload semua source yang ada di dalam folder build tadi, maka aplikasi react js anda sudah bisa di akses dari nama domain yang anda telah daftarkan tadi. Untuk tutorial ini, saya menggunakan nama domain "opetstudio.com". Silahakn akses http://www.opetstudio.com untuk melihat hasilnya. Jika anda telah berhasil, share alamat domain ter-keren anda tadi di kolom komentar. Jika ada yang kurang jelas, silahakan bertanya di kolom komentar, saya akan membantu anda sampai bisa. Ikuti terus seri tutorial "Tutorial React Js Bahasa Indonesia". Tutorial yang berikutnya, kita akan membuat router di dalam project react js kita, sehingga kita bisa membuat halaman-halaman di dalam website kita tadi, seperti halaman home, halaman about, halaman contact dan lain-lain. Sekian tutorial kali ini, source code nya ada di dalam https://github.com/opetstudio/tutorial-reactjs Terima kasih sudah membaca tutorial yang sederhana ini. Semoga bermanfaat.

Belajar Algoritma selection sort

12:59 PM Add Comment

Algoritma selection sort adalah salah satu algoritma sorting(“pengurutan”) yang digunakan untuk mengurutkan data. Cara kerja algoritma selection sort dengan cara membandingkan nilai pertama dengan nilai lainya yang lebih kecil “ascending” dan menukar posisinya. Step by step nya seperti berikut:


**KETERANGAN
* Tabel yang berwana : adalah nilai yang sudah terurut
* Tabel Yang berwarna : adalah nilai yang dibandingkan

angka pertama yaitu dua belas ”12” akan dicarikan pembandingnya, tapi sebelum mancari pembandingnya terlebih dahulu angka 3 dibandingkan dengan dengan angka lainya yang kebih kecil. Jika sudah di temukan lalu dibandingkan nilai pertama ‘12’ dengan nilai terkecil pada baris berikutnya, kebetulan nilai terkecil pada baris berikutnya adalah 3 makan selanjutnya nilai 12 dan nilai 3 ditukar posisinya. Begitulah seterusnya sampai nilai benar-banar terurut.
Algoritma selection sort pada kasus sehari-hari bisa diimplementasikan misalkan pada kasus mencari jumlah stok barang yang paling sedikit.
berikut contoh implementasi Algoritma selection sort menggunakan bahasa pemrograman javascript
function selectionSort(aInput){
    for(var wall = 0; wall < aInput.length - 1; wall++){
        //mencari angka terkecil
        var indexOfSmallest = wall;
        for(var j = wall + 1; j < aInput.length; j++){
            //membandingkan nilai array
            if(aInput[indexOfSmallest] > aInput[j]){
                indexOfSmallest = j;
            }
        }
        //menukar
        var temp = aInput[wall];
        aInput[wall] = aInput[indexOfSmallest];
        aInput[indexOfSmallest] = temp;
    }
}


var aInput = [130,10,18,23,21,9,28,91,36,1]
console.log(aInput);
selectionSort(aInput);
console.log(aInput);

Kenalan dengan Progressive Web Apps(PWA)

10:16 AM Add Comment
Kepanjangan dari PWA adalah Progressive Web Apps. lantar apa itu pengertian dari Progressive Web Apps ??

Apa itu Progressive Web Apps(PWA)  ?


Progressive Web Apps adalah sebuah metode untuk membuat sebuah webiste berjalan,terlihat, dan terasa seperti aplikasi native pada umumnya, tetapi merupakan situs web yang sudah di optimized untuk dijalankan dimobile. meskipun seperti aplikasi native kita tidak perlu mendownload di app store, cukup dengan membuka webiste yang sudah teroptimized beberapa  detik nanti akan muncul pop-up untuk mengijinkan apakah web tersebut diizinkan dipasang di HOME. meskipun sudah terpasang dihome pwa tetap berjalan di atas browser dan pwa yang baik harus bisa berjalan meskipun di jaringan 3G dan offline, juga memiliki fitur offline caching,background syncing dan push notifications dengan menggunakan service worker. apa itu service worker ? service worker adalah sebuah aplikasi file javascript yang berjalan di background dan tidak dapat berintarksi langsung dengan halaman website maupun tidak bisa mengakses DOM Secara langsung tetapi dapat berkomunikasi melalui messages (Post Messages). pwa harus menggunakan service worker karena service worker bertindak sebagai proxy server diantara web app, browser dan jaringan(bila tersedia). pada load pertama kali service worker akan mendownload content webiste tersebut dan di simpan dicache browser. dengan demikian jika mengakses lagi dapat memuat website tersebut lebih cepat karena tinggal mengambil data dari cache browser yang disimpan tadi. Dengan cara ini website akan bisa diakses secara offline atau sedang mengalami sinyal yang buruk. Perusahan yang sudah menerapkan pwa pada website mereka
alibaba pwa
Alibaba
trivago pwa
trivago
Instagram pwa
Instagram
twiter pwa
Twitter
dan masi banyak lagi website keren yang sudah menggunakan pwa. dengan menggunakan pwa akan memberikan pengalam kepada user yang membuka website kita sebagai berikut : => Reliable  proses load website akan lebih cepat user tidak lagi melihat downasaur bahkan dalam jaringan yang sangat buruk sekalipun. => fast dengan respon yang cepat dapat mencegah user meninggalkan website kita karena 53% user akan meninggakan webiste kita jika dalam 3 menit webiste kita tidak memberikan respon apapun atau malah muncul downasaur. => Engaging karena pwa terlihat seperti aplikasi native pada umunya maka akan memberikan user  experience yang sangat mendalam. hal yang perlu di perhatikan dalam pembuatan pwa: Service Worker service worker bertindak sebagai proxy server diantara web app, browser dan jaringan(bila tersedia). pada load pertama kali service worker akan mendownload content webiste tersebut dan di simpan dicache browser. dengan demikian jika mengakses lagi dapat memuat website tersebut lebih cepat karena tinggal mengambil data dari cache browser yang disimpan tadi. Dengan cara ini website akan bisa diakses secara offline atau sedang mengalami sinyal yang buruk. Manifest File manifest File adalah file JSON config yang mencakup tentang informasi dari aplikasi seperti jenis icon yang akan disimpan dilayar ketika diisntall, tema,dan nama pendek dari aplikasi. HTTPS service worker memerlukan https untuk tujuan keamanan.karena service worker memiliki kemampuan untuk memodifikasi respon disisi client dan dapat mencegah request jaringan, semua komunikasi antara browser dan jaringan perlu di dienkripsi.
alat yang dibutuhkan untuk membuat pwa:
  1. Chrome 52 atau di atasnya
  2. Web Server for Chrome, atau server web pilihan Anda
  3. Text Editor
  4. Pengetahuan dasar tentang HTML, CSS, JavaScript, dan Chrome DevTools
setelah pwa selesai di bagun jangan lupa testing dengan developer tools => audits semoga bermanfaat

12. Post Data Ke Rest API Menggunakan React Js | Belajar React Js pemula

10:12 AM Add Comment
Post Data Ke Rest API Menggunakan React Js | Belajar React Js pemula

Post Data Ke Rest API Menggunakan React Js

pada tutorial sebelumnya kita sudah belajar bagaimana caranya get data dari rest api menggunakan react js, nah pada tutorial kali ini kita akan belajar menggunakan react js. Untuk berintraksi dengan rest api disini kita akan menggunakan axios sama seperti tutorial sebelumnya. jadi jika belum paham cara menginstal axios pada project react temen-temen silahkan buka tutorial seblumnya. disana sudah dijelakan cara menambhakan axios pada project react temen-temen. sebelum masuk pada tutorial ini temen-temen harus paham state, action, handle form pada react js karana pada tutorial kali ini kita akan meggunakannya. pada tutorial kali ini kita akan ngpost data meggunakan fake rest api https://jsonplaceholder.typicode.com/ untuk data yang akan kita post adalah data blog atau post blog baru dan untuk library yang kita gunakan adalah axios untuk berintraksi dengan rest api.
import React from "react";
import ReactDOM from "react-dom";
import axios from 'axios';
import "./styles.css";

class App extends React.Component {
  constructor(){
    super();
 this.state={
      title: '',
      body: '',
      userId: 1
    }
  }  
  onChange =(e) =>{
    this.setState({
      [e.target.id]:e.target.value
    })
  }
 onSubmit=()=>{
    let data ={
      title: this.state.title,
      body: this.state.body,
      userId: this.state.userId
    }
    axios.post('https://jsonplaceholder.typicode.com/posts',data)
 .then((res)=>{
      console.log(res)
 }).catch((err)=>{
      console.log(err)
    })
  }
  render() {
    return (
      <div className="App">
        <div>
          <label>Title</label>
          <input type="text" id="title" onChange={this.onChange} />
        </div>
        <div>
          <label>Body</label>
          <textarea id="body" onChange={this.onChange} />
        </div>
        <button type="button" onClick={this.onSubmit}>Post</button>
      </div>
    );
  }
}
const rootElement = document.getElementById("root");
ReactDOM.render(<App />, rootElement);

demikian lah cara untuk post data ke rest api menggunakan react js dan axios, cukup simple kan?

11. React fetch data from api | Belajar React Js pemula

9:21 AM Add Comment
React fetch data from api | Belajar React Js pemula

Get Data Dari API Menggunakan React js

Tugas dari front-end developer adalah salah satunya mengelolah data agar memanjakan user dalam menggunakan website kita. Data yang di olah yaitu salah satu sumbernya adalah dari rest api. Nah  pada turorial kali ini kita akan belajar get data deri rest api menggunkan react.

Persiapan untuk mulai get data dari rest api

untuk get data dari rest api yang teman-teman harus pahami adalah membuat list karena data yang kita get dari rest api akan kita olah menjadi berupa list sederhana. Yang selanjutnya teman-teman harus siapkan adalaah axios, axios salah satu library javasxript yang akan kita gunakan untuk get data dari rest api.

cara install axios

silahkan tambahakan axios di project temen-teman dengan cara jalankan printah berikut untuk menginstall axios pada project react
npm install axios
atau
yarn add axios
jika ingin melihat documentasi axios silahkan klik disini dan temukan fitur-fitur keren di documentasi axios. Cara import axios pada project react teman-teman
import axios from 'axios';
untuk latihan get data kali ini kita akan menggunakan Fake rest api. silahkan buka link di bawah
https://jsonplaceholder.typicode.com/
ok, langsung saja kita praktek get data dari rest api, pada tutorial kali ini kita akan membuat dua component, Component pertama yaitu App.js yang berisi state untuk menyimpan data dari rest api dan satu life cycle yaitu componentDidMount yang berfungsi untuk mencajalan kode untuk get data dari rest api menggunakan axios. pertama silahkan deklarasikan state pada component App.js
constructor() {
    super();
    this.state = {
      data: []
    };
  }
get data dari rest api menggunakan axios pada life cycle componentDidtMount
    componentDidMount() {
    axios.get("https://jsonplaceholder.typicode.com/posts").then(res =>
      this.setState({
        data: res.data
      })
    );
  }
jika data sudah di get dari rest api, sekarang tinggal tampilkan data yang sudah di dapat munggunakan map
render() {
    return <>{this.state.data.map((data, key) => {
    return  	
  })}</>;
  }
dan pada component list hanya menerima title dan body dari artikel yang di get dari rest api tadi.
import React, { Component } from "react";
class List extends Component {
  render() {
    return (
      <div>
        <h4>{this.props.judul}</h4>
        <p>{this.props.isi}</p>
        <hr/>
      </div>
    );
  }
}
export default List;

full code component App
import React, { Component } from "react";
import axios from "axios";
import List from "./List";
class App extends Component {
  constructor() {
    super();
    this.state = {
      data: []
    };
  }
  componentDidMount() {
    axios.get("https://jsonplaceholder.typicode.com/posts").then(res =>
      this.setState({
        data: res.data
      })
    );
  }
  render() {
    return <>{this.state.data.map((data, key) => {
    return <List judul={data.title} isi={data.body} />
  })}</>;
  }
}
export default App;

kesimpulan

untuk memudahkan belajar get data dari rest api, teman-teman harus paham dulu tentang life cycle yang ada direact js. selain axios teman-teman juga bisa menggunakan fetch untuk mengget data rest api.