Perbedaan NPM dan NPX: Memahami Package Manager di Node.js
Dalam dunia pengembangan JavaScript, terutama saat bekerja dengan Node.js, Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah NPM dan NPX. Keduanya adalah alat yang sangat penting dalam ekosistem Node.js, tetapi memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda. Mari kita bahas lebih dalam tentang perbedaan antara NPM dan NPX.
Apa Itu NPM?
NPM (Node Package Manager) adalah manajer paket default untuk Node.js. NPM memungkinkan pengembang untuk mengelola paket dan dependensi yang diperlukan dalam proyek mereka. Dengan NPM, Anda dapat menginstal, memperbarui, dan menghapus paket dengan mudah. Beberapa fitur utama NPM meliputi:
- Instalasi Paket: Anda dapat menginstal paket dari registry NPM dengan perintah `npm install <nama-paket>`.
- Manajemen Dependensi**: NPM secara otomatis mengelola dependensi proyek Anda dan menyimpannya dalam file `package.json`.
- Script: NPM memungkinkan Anda untuk mendefinisikan skrip yang dapat dijalankan dengan perintah `npm run <nama-skrip>`.
Apa Itu NPX?
NPX adalah alat yang disertakan dengan NPM (mulai dari versi 5.2.0) yang memungkinkan Anda untuk menjalankan paket Node.js tanpa harus menginstalnya secara global. NPX sangat berguna untuk menjalankan skrip atau alat yang hanya perlu digunakan sekali atau jarang digunakan. Beberapa fitur utama NPX meliputi:
- Menjalankan Paket Tanpa Instalasi: Dengan NPX, Anda dapat menjalankan paket yang tidak terinstal secara global dengan perintah `npx <nama-paket>`.
- Versi Tertentu: NPX memungkinkan Anda untuk menjalankan versi tertentu dari paket tanpa mengubah dependensi proyek Anda.
- Eksekusi Skrip: NPX dapat digunakan untuk menjalankan skrip yang ada di dalam proyek Anda dengan mudah.
Perbedaan Utama antara NPM dan NPX
1. Fungsi:
- NPM: Digunakan untuk mengelola paket dan dependensi dalam proyek Node.js.
- NPX: Digunakan untuk menjalankan paket Node.js tanpa harus menginstalnya secara global.
2. Instalasi:
- NPM: Menginstal paket secara permanen dalam proyek atau secara global.
- NPX: Menjalankan paket secara sementara tanpa menginstalnya.
3. Penggunaan:
- NPM: Digunakan untuk menginstal dan mengelola dependensi proyek.
- NPX: Digunakan untuk menjalankan skrip atau alat yang tidak perlu diinstal secara permanen.
Kapan Menggunakan NPM dan NPX?
Gunakan NPM ketika Anda perlu menginstal paket yang akan digunakan secara berkelanjutan dalam proyek Anda. Misalnya, jika Anda menggunakan framework seperti Express.js, Anda akan menginstalnya dengan NPM.Gunakan NPX ketika Anda ingin menjalankan alat atau skrip sekali tanpa perlu menginstalnya secara global. Misalnya, jika Anda ingin menggunakan Create React App untuk membuat aplikasi React baru, Anda dapat menjalankannya dengan NPX tanpa harus menginstalnya terlebih dahulu.
Kesimpulan
NPM dan NPX adalah dua alat yang sangat berguna dalam pengembangan Node.js, tetapi memiliki fungsi yang berbeda. NPM digunakan untuk mengelola paket dan dependensi, sementara NPX memungkinkan Anda untuk menjalankan paket tanpa harus menginstalnya. Memahami perbedaan ini akan membantu Anda dalam mengelola proyek JavaScript dengan lebih efisien. Jadi, pastikan untuk menggunakan alat yang tepat sesuai kebutuhan proyek Anda!
Jika Anda memiliki pertanyaan atau ingin berbagi pengalaman menggunakan NPM dan NPX, jangan ragu untuk menghubungi kami. Selamat berkoding!
Apa Itu JSON-RPC? Protokol Komunikasi yang Sederhana dan Efisien
Dalam dunia pengembangan perangkat lunak, terutama ketika berurusan dengan komunikasi antara klien dan server, protokol yang efisien dan mudah digunakan sangatlah penting. Salah satu protokol yang sering digunakan adalah JSON-RPC. Mari kita bahas lebih dalam tentang apa itu JSON-RPC, bagaimana cara kerjanya, dan manfaatnya.
Pengertian JSON-RPC
JSON-RPC adalah protokol panggilan prosedur jarak jauh (Remote Procedure Call) yang menggunakan JSON (JavaScript Object Notation) untuk pertukaran data. JSON-RPC memungkinkan klien untuk mengirim permintaan ke server untuk mengeksekusi metode tertentu dan menerima respons kembali. Protokol ini dirancang untuk menjadi sederhana dan ringan, sehingga mudah diimplementasikan dalam berbagai bahasa pemrograman.
Cara Kerja JSON-RPC
JSON-RPC bekerja dengan cara mengirimkan objek JSON yang berisi informasi tentang metode yang akan dipanggil, parameter yang diperlukan, dan ID permintaan. Berikut adalah elemen-elemen utama dalam permintaan JSON-RPC:
- jsonrpc: Versi protokol yang digunakan, biasanya "2.0".
- method: Nama metode yang akan dipanggil pada server.
- params: Parameter yang diperlukan oleh metode tersebut, dapat berupa array atau objek.
- id: ID unik untuk mengidentifikasi permintaan dan mencocokkannya dengan respons.
{
"jsonrpc": "2.0",
"method": "subtract",
"params": [42, 23],
"id": 1
}
Respons dari server juga berupa objek JSON yang berisi hasil eksekusi metode atau pesan kesalahan jika terjadi masalah.
Contoh respons JSON-RPC:
{
"jsonrpc": "2.0",
"result": 19,
"id": 1
}
Manfaat JSON-RPC
- Sederhana dan Ringan: JSON-RPC dirancang untuk menjadi protokol yang sederhana dan mudah diimplementasikan. Ini membuatnya ideal untuk aplikasi yang memerlukan komunikasi cepat dan efisien antara klien dan server.
- Bahasa Agnostik: Karena menggunakan JSON, JSON-RPC dapat digunakan dalam berbagai bahasa pemrograman yang mendukung JSON, seperti JavaScript, Python, Java, dan banyak lagi.
- Dukungan untuk Batch Requests: JSON-RPC mendukung pengiriman beberapa permintaan dalam satu batch, yang dapat meningkatkan efisiensi komunikasi dengan mengurangi jumlah koneksi yang diperlukan.
- Error Handling yang Jelas: JSON-RPC memiliki mekanisme penanganan kesalahan yang terdefinisi dengan baik, sehingga memudahkan pengembang untuk menangani dan memperbaiki masalah yang terjadi selama komunikasi.
Kapan Menggunakan JSON-RPC?
JSON-RPC cocok digunakan dalam aplikasi yang memerlukan komunikasi antara klien dan server dengan overhead minimal. Ini sering digunakan dalam aplikasi web, layanan mikro, dan sistem terdistribusi di mana efisiensi dan kesederhanaan adalah prioritas utama.
Kesimpulan
JSON-RPC adalah protokol komunikasi yang sederhana dan efisien, ideal untuk aplikasi yang memerlukan pertukaran data cepat antara klien dan server. Dengan dukungan untuk berbagai bahasa pemrograman dan fitur seperti batch requests dan error handling yang jelas, JSON-RPC menjadi pilihan yang menarik bagi banyak pengembang. Jika Anda mencari solusi komunikasi yang ringan dan mudah diimplementasikan, JSON-RPC bisa menjadi pilihan yang tepat.
Semoga artikel ini membantu Anda memahami apa itu JSON-RPC dan bagaimana cara kerjanya. Jika ada pertanyaan atau pengalaman yang ingin dibagikan, jangan ragu untuk menghubungi kami. Selamat mencoba!
Apa itu ICEfaces ?
Apa Itu ICEfaces?
Fitur Utama ICEfaces
- Komponen UI yang Kaya: ICEfaces menyediakan berbagai komponen UI yang siap pakai, seperti tabel, grafik, dan form input. Komponen ini dirancang untuk bekerja dengan baik dalam lingkungan JSF, memungkinkan pengembang untuk membangun antarmuka pengguna yang menarik dan fungsional.
- Dukungan AJAX: Salah satu fitur utama ICEfaces adalah dukungan AJAX yang kuat. Dengan menggunakan AJAX, pengembang dapat memperbarui bagian tertentu dari halaman web tanpa harus memuat ulang seluruh halaman. Ini meningkatkan responsivitas aplikasi dan memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik.
- Integrasi yang Mudah: ICEfaces dapat dengan mudah diintegrasikan dengan berbagai teknologi dan framework Java lainnya, seperti Spring dan Hibernate. Ini memungkinkan pengembang untuk memanfaatkan kekuatan berbagai alat dan teknologi dalam satu aplikasi.
- Pengembangan Berbasis Event: ICEfaces mendukung pengembangan berbasis event, yang memungkinkan pengembang untuk menangani interaksi pengguna dengan cara yang lebih terstruktur. Ini memudahkan pengelolaan logika aplikasi dan meningkatkan keterbacaan kode.
- Dukungan untuk WebSocket: ICEfaces juga mendukung WebSocket, yang memungkinkan komunikasi dua arah antara server dan klien. Ini sangat berguna untuk aplikasi yang memerlukan pembaruan real-time, seperti aplikasi chat atau dashboard yang menampilkan data secara langsung.
Manfaat Menggunakan ICEfaces
- Peningkatan Produktivitas: Dengan komponen UI yang kaya dan dukungan AJAX, ICEfaces memungkinkan pengembang untuk membangun aplikasi web dengan lebih cepat dan efisien. Ini mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk pengembangan dan memungkinkan tim untuk fokus pada logika bisnis.
- Pengalaman Pengguna yang Lebih Baik: Dengan kemampuan untuk memperbarui konten secara dinamis tanpa memuat ulang halaman, ICEfaces meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan. Pengguna dapat berinteraksi dengan aplikasi tanpa gangguan, yang membuat aplikasi lebih menarik dan mudah digunakan.
- Kompatibilitas dengan Standar Java: ICEfaces dibangun di atas standar Java, sehingga pengembang yang sudah familiar dengan Java dan JSF dapat dengan mudah beradaptasi dan memanfaatkan framework ini.
Cara Memulai dengan ICEfaces
- Persiapan Lingkungan: Untuk memulai dengan ICEfaces, Anda perlu menyiapkan lingkungan pengembangan Java, termasuk JDK dan server aplikasi seperti Apache Tomcat atau GlassFish.
- Unduh ICEfaces: Kunjungi situs resmi ICEfaces untuk mengunduh versi terbaru dari framework ini. Anda juga dapat menggunakan alat manajemen proyek seperti Maven untuk mengelola dependensi.
- Buat Proyek Baru: Setelah mengunduh ICEfaces, buat proyek baru menggunakan IDE favorit Anda, seperti Eclipse atau IntelliJ IDEA. Pastikan untuk mengonfigurasi proyek agar menggunakan ICEfaces sebagai framework JSF.
- Kembangkan Aplikasi: Mulailah mengembangkan aplikasi Anda dengan menggunakan komponen UI yang disediakan oleh ICEfaces. Manfaatkan dukungan AJAX untuk meningkatkan interaktivitas aplikasi.
- Uji dan Deploy: Setelah selesai mengembangkan aplikasi, lakukan pengujian untuk memastikan semuanya berfungsi dengan baik. Setelah itu, Anda dapat mendepoy aplikasi ke server aplikasi pilihan Anda.
Kesimpulan
Penulisan Komentar Pada PHP
kalau sebelumnya saya sudah menjelaskan bagaimana cara menjalankan file/scriptphp dengan menggunakan XAMPP, pada artikel kali ini yang masih tentang dasar-dasar php saya akan menjelaskan Penulisan Komentar Pada PHP. Pada bahasa pemograman, komentar berfungsi untuk memberikan penjelasan tentang script apa yang kita tulis. Komentar juga bisa memudahkan programmer untuk mengingatkan kembali apa yang ditulis jika sewaktu-waktu mereka lupa.
Penulisan Komentar Pada PHP
<?php
/*ini adalah komentar*/
?>
Operasi file pada php
Oke kali ini saya akan berbagi mengenai operasi file dengan php , yang di maksud operasi buka operasi kayak dokter tetapi kita akan operasi yaitu membuat file , membuka file , menulis file dan kawan kawan . Semua akan di bahas di sini . Oke lasung aja kalo gitu kita mulai
Pertama kita akan membuat file .
<?php
touch("tes.txt");
if(file_exists("tes.txt")){
echo "file sudah di buat ";
}else{
echo "file gagal di buat ";
}
?>
untuk membuat file kita mengunakan fungis touch("nama_filenya") . Bro kalo file_exists maksudnya apa ? kalo file_exists maksudnya jika file ada maka akan meng echo file sudah di buat , jadi fungsi dari file_exists adalah untuk mengecek apakah file itu ada atau tidak . Penulisanya dengan cara file_exists("nama_filenya") .
Oke sekarang kita akan coba untuk menulis file , sebelum menulis file yang pertama harus kita lakukan adalah mebuka file lalu menulisnya dan jika sudah kita tutup kembali . Oke langsung aja cara caranya gimana ?
<?php
touch("tes.txt");
if(file_exists("tes.txt")){
$buka_file=fopen("tes.txt","w");
fputs($buka_file,"wandi febriandi");
fclose($buka_file);
}else{
echo "file gagal di buat";
}
?>
Jadi untuk membuka file dengan cara fopen("nama_filenya","modenya") yang di maksud modenya adalah bisa membaca aja , menulis aja , dan kawan kawan . Bro kalo mode w itu apa ? w itu di gunakan untuk menulis file , selain w ada juga yang lain yaitu , w+ dapat membaca dan menulis file , a memungkinkan dapat menulis file , a+ dapat membaca dan juga menulis file , r membuka file saja , r+ membaca dan menulis file .
Itu mengenai mode mode fopen() . lalu untuk memukan penulisan dengan cara fputs(file yang tealh di buka , "tulisanya"); . Setelah selesai kita membuka dan menulis dan yang terakhir adalah menutup filenya denngan cara fclose(file yang telah di buka ); .
Bro kalo kita ingin memasukan filenya di dalam folder gimana ? kalo ingin memasukan filenya di dalm folder mudah saja tinggal di tambah nama foldernya , contonya
<?php
touch("tes/tes.txt");
if(file_exists("tes/tes.txt")){
$buka_file=fopen("tes/tes.txt","w+");
fputs($buka_file,"wandi");
fclose($buka_file);
}else{
echo "file gagal di buat";
}
?>
Bro kok file gagal di buat ? jadi sebelum kalian tes hasilnya di browser kalian harus buat dulu folder tes nya . sebenarnya bisa sih membuat dir atau folder di php dengan fungsi mkdir() , tetapi saya akan bahas khusus saja mengenai direktori di artikel selanjutnya .
Oke lanjut jadi tinggal ditambah tes/tes.txt selesai . Bro kalo kita akan membaca filenya di browser bisa gak ? bisa nama fungsinya adalah feof dan fgets . oke lansung aja gimana caranya
<?php
touch("tes/tes.txt");
if(file_exists("tes/tes.txt")){
$buka_file=fopen("tes/tes.txt","r");
//fputs($buka_file,"wandi");
while(!feof($buka_file)){
$kalimat = fgets($buka_file,1024);
echo $kalimat;
}
fclose($buka_file);
}else{
echo "file gagal di buat";
}
?>
!feof($buka_file) nah ini fungsinya untuk mengecek apakah pointer atau kursor berada pada akhir kalimat , dan jika sudah maka akan berhenti . lalu kita menganbil dengan fgets($buka_file,1024); yang 1024 itu mengambil ukuran 1024 . lalu kita tampilkan dengan echo .
Oke sekarang kita akan mehapus file , caranya dengan menggunakan fungsi unlink , penulisanya adalah dengan unlink(nama_filenya) . oke langsung saja contonya
<?php
touch("tes/tes.txt");
if(file_exists("tes/tes.txt")){
unlink("tes/tes.txt");
}
?>
Oke itu dia gimana cara menbuka file , membaca file , membuat file , menulis file , menutup file , menghapus file . Semoga menambah wawasan dan juga tentunya bermanfaat . Terimakasih telah berkenan membaca artikel ini . Sampai jumpa di artikel yang lainnya yang lebih menarik dan juga lebih bermanfaaat .
Cara mengunakan jquery
- Tanda dollar , untuk mendefinisikan jquery
- (selector),untuk menunjukkan elemen yang dipilih atau dituju , seperti kalo di sana ada tag p dan yang mempunyai id berubah .
- Action(), adalah jquery action yang akan dilakukan terhadap elemen yang dipilih . jadi kalo kita baca scriptnya gini . jika tag p di click maka yang punya id berubah akan membuat animasi lebarnya jadi 100% selama 1 detik .
Membuat Reusable Input Component pada Vue 3
Halo, teman-teman! Bagi kalian yang suka ngoding dengan Vue.js, pasti tahu betapa pentingnya membuat komponen yang bisa digunakan kembali (reusable components). Salah satu komponen yang sering kita butuhkan adalah input field. Nah, kali ini kita akan belajar cara membuat reusable input component di Vue 3. Yuk, simak langkah-langkahnya!
Kenapa Harus Membuat Reusable Component?
Sebelum kita mulai, mari kita bahas sedikit tentang keuntungan dari reusable component. Dengan membuat komponen yang bisa digunakan kembali, kita bisa:
- Menghemat Waktu: Tidak perlu menulis kode yang sama berulang kali.
- Meningkatkan Konsistensi: Semua input field akan memiliki tampilan dan perilaku yang sama.
- Memudahkan dalam Maintance: Jika ada perubahan, kita hanya perlu memperbarui satu komponen saja.
Langkah-Langkah Membuat Reusable Input Component
1. Buat Proyek Vue 3 Baru:
Jika kalian belum punya proyek Vue 3, kalian bisa membuatnya dengan Vue CLI. Buka terminal dan jalankan perintah berikut:
vue create my-vue-app
cd my-vue-app
2. Buat Komponen Input
Di dalam folder `src/components`, buat file baru bernama `ReusableInput.vue`. Ini adalah tempat kita akan mendefinisikan komponen input kita.
3. Tulis Kode untuk Komponen
Buka `ReusableInput.vue` dan tambahkan kode berikut:
<template>
<div class="input-group">
<label :for="id">{{ label }}</label>
<input
:id="id"
:type="type"
v-model="inputValue"
@input="updateValue"
:placeholder="placeholder"
class="form-input"
/>
</div>
</template>
<script>
export default {
name: 'ReusableInput',
props: {
label: {
type: String,
required: true,
},
id: {
type: String,
required: true,
},
type: {
type: String,
default: 'text',
},
placeholder: {
type: String,
default: '',
},
modelValue: {
type: String,
default: '',
},
},
data() {
return {
inputValue: this.modelValue,
};
},
methods: {
updateValue() {
this.$emit('update:modelValue', this.inputValue);
},
},
watch: {
modelValue(newValue) {
this.inputValue = newValue;
},
},
};
</script>
<style scoped>
.input-group {
margin-bottom: 1rem;
}
.form-input {
width: 100%;
padding: 0.5rem;
border: 1px solid #ccc;
border-radius: 4px;
}
</style>
Di sini, kita membuat komponen input yang menerima beberapa props seperti `label`, `id`, `type`, `placeholder`, dan `modelValue`. Kita juga menggunakan `v-model` untuk mengikat nilai input dengan model data di komponen yang lebih tinggi.
4. Menggunakan Komponen di App.vue
Sekarang, kita akan menggunakan komponen `ReusableInput` di `App.vue`. Buka file `App.vue` dan tambahkan kode berikut:
<template>
<div id="app">
<h1>Contoh Reusable Input Component</h1>
<ReusableInput
label="Nama"
id="name"
v-model="name"
placeholder="Masukkan nama Anda"
/>
<ReusableInput
label="Email"
id="email"
type="email"
v-model="email"
placeholder="Masukkan email Anda"
/>
<p>Nama: {{ name }}</p>
<p>Email: {{ email }}</p>
</div>
</template>
<script>
import ReusableInput from './components/ReusableInput.vue';
export default {
name: 'App',
components: {
ReusableInput,
},
data() {
return {
name: '',
email: '',
};
},
};
</script>
<style>
#app {
max-width: 600px;
margin: 0 auto;
padding: 2rem;
font-family: Arial, sans-serif;
}
</style>
Di sini, kita mengimpor komponen `ReusableInput` dan menggunakannya untuk membuat dua input field: satu untuk nama dan satu untuk email. Kita juga menampilkan nilai yang dimasukkan di bawah input.
5. **Jalankan Aplikasi**:
- Setelah semua kode ditulis, jalankan aplikasi dengan perintah berikut:
npm run serve
- Buka browser dan akses `http://localhost:8080`. Kalian akan melihat aplikasi dengan dua input field yang bisa digunakan!
Kesimpulan
Nah, itu dia cara membuat reusable input component di Vue 3! Dengan komponen ini, kalian bisa dengan mudah menambahkan input field di berbagai bagian aplikasi tanpa harus menulis kode yang sama berulang kali. Semoga artikel ini bermanfaat dan bikin kalian lebih semangat ngoding dengan Vue.js! Jangan lupa untuk mampir lagi ke blog ini untuk informasi menarik lainnya! Sampai jumpa, teman-teman!
Tutorial menginstal xdebug di xampp
Xdebug adalah sebuah extensi PHP yang digunakan untuk memudahkan proses debugging (pemecahan masalah) dalam pengembangan aplikasi web. Xdebug memungkinkan developer untuk melakukan debugging pada kode PHP secara langsung dengan mudah dan cepat. Artikel ini akan membahas tentang cara menginstal Xdebug pada XAMPP di Windows.
Langkah-langkah untuk menginstal Xdebug di XAMPP di Windows adalah sebagai berikut:
Langkah 1: Download Xdebug
Pertama, download file Xdebug yang sesuai dengan versi PHP yang terpasang pada XAMPP. Anda dapat mengecek versi PHP dengan membuka localhost/phpinfo.php pada browser. Kemudian, cari dan catat versi PHP yang terpasang di XAMPP.
Selanjutnya, buka halaman download Xdebug di https://xdebug.org/download. Pilih file Xdebug yang sesuai dengan versi PHP yang terpasang di XAMPP.
Langkah 2: Pindahkan file Xdebug
Setelah mengunduh file Xdebug, ekstrak file tersebut dan pindahkan file Xdebug yang sesuai dengan versi PHP ke direktori "ext" di dalam direktori instalasi XAMPP. Direktori "ext" biasanya terletak di dalam direktori "php" pada direktori instalasi XAMPP.
Langkah 3: Konfigurasi php.ini
Buka file php.ini pada direktori "php" di dalam direktori instalasi XAMPP. Cari baris yang berisi "zend_extension" dan tambahkan baris berikut di bawahnya:
zend_extension = "<path_to_xdebug>/php_xdebug-<version>-<architecture>.dll"
Ganti "<path_to_xdebug>" dengan direktori tempat Anda menyimpan file Xdebug. Ganti "<version>" dan "<architecture>" sesuai dengan versi Xdebug yang Anda unduh.
Langkah 4: Restart Apache
Setelah mengedit file php.ini, restart Apache di XAMPP untuk memuat pengaturan baru.
Langkah 5: Verifikasi instalasi
Untuk memeriksa apakah Xdebug telah terpasang dengan benar, buka localhost/phpinfo.php pada browser. Cari bagian "Xdebug" pada halaman phpinfo.php. Jika Xdebug telah terpasang dengan benar, Anda akan melihat informasi tentang Xdebug di bagian tersebut.
Langkah 6: Konfigurasi Xdebug
Anda dapat menambahkan konfigurasi Xdebug pada file php.ini untuk mempercepat proses debugging. Beberapa konfigurasi Xdebug yang berguna adalah sebagai berikut:
xdebug.remote_enable=1
xdebug.remote_host="localhost"
xdebug.remote_port=9000
Kode di atas akan mengaktifkan debugging jarak jauh, dengan Xdebug yang berjalan pada localhost pada port 9000.
Dengan demikian, tutorial ini telah memberikan panduan tentang cara menginstal Xdebug pada XAMPP di Windows. Setelah berhasil menginstal Xdebug, Anda akan dapat melakukan debugging pada kode PHP dengan mudah dan efektif.
Mengenal Single Page Application (SPA) dan Keuntungannya
Single Page Application (SPA) adalah sebuah pendekatan dalam membangun aplikasi web modern yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan satu halaman saja, tanpa perlu memuat ulang seluruh halaman seperti pada aplikasi web tradisional. Dalam SPA, konten pada halaman akan diperbarui secara dinamis sesuai dengan interaksi pengguna, sehingga memberikan pengalaman yang lebih halus dan responsif.
Salah satu contoh dari SPA yang populer adalah Gmail. Saat pengguna mengklik pada pesan email, konten pada halaman tidak perlu dimuat ulang, melainkan diperbarui secara dinamis. Hal ini membuat aplikasi web Gmail terasa lebih responsif dan nyaman digunakan, terlebih jika dibandingkan dengan aplikasi web tradisional yang memerlukan waktu untuk memuat ulang seluruh halaman setiap kali pengguna melakukan interaksi.
Baca juga Angular framework untuk membuat Single Page Application
Keuntungan dari penggunaan pendekatan SPA antara lain:
1. Responsif dan Lebih Cepat
Dalam SPA, sebagian besar sumber daya aplikasi, seperti file CSS, JavaScript, dan gambar, dimuat hanya satu kali pada awalnya, kemudian disimpan di dalam memori browser. Saat pengguna berinteraksi dengan aplikasi, konten akan diperbarui secara dinamis tanpa perlu memuat ulang seluruh halaman. Hal ini membuat aplikasi terasa lebih responsif dan cepat.
2. Pengalaman Pengguna yang Lebih Halus
Dalam aplikasi web tradisional, pengguna harus menunggu seluruh halaman dimuat ulang setiap kali mereka melakukan interaksi, misalnya saat mengklik tautan atau tombol pada navigasi. Dalam SPA, halaman hanya dimuat satu kali pada awalnya, dan setelah itu semua interaksi akan dilakukan secara dinamis. Pengguna akan merasakan pengalaman yang lebih halus dan nyaman karena tidak perlu menunggu seluruh halaman dimuat ulang setiap kali mereka melakukan interaksi.
3. Pemeliharaan yang Lebih Mudah
Dalam SPA, sebagian besar kode aplikasi dijalankan di sisi klien (client-side), sehingga memungkinkan pengembang untuk memisahkan tugas antara sisi klien dan sisi server. Hal ini membuat pemeliharaan aplikasi lebih mudah, karena perubahan pada kode sisi klien tidak akan mempengaruhi kode sisi server. Selain itu, karena sebagian besar sumber daya aplikasi dimuat hanya satu kali pada awalnya, perubahan pada aplikasi dapat diterapkan dengan cepat dan mudah.
4. Dukungan untuk Aplikasi Mobile
SPA sangat cocok untuk digunakan dalam membangun aplikasi mobile, karena ukuran file yang relatif kecil dan pengalaman pengguna yang lebih responsif. Dalam aplikasi mobile, kecepatan dan responsifitas sangat penting, dan SPA mampu memberikan pengalaman yang lebih baik daripada aplikasi web tradisional.
Kesimpulan
Single Page Application (SPA) adalah sebuah pendekatan dalam membangun aplikasi web modern yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan satu halaman saja, tanpa perlu memuat ulang seluruh halaman seperti pada aplikasi web.
Memahami Asynchronous dan Synchronous Programming dalam Pemrograman Javascript
Kali ini kita akan belajar tentang perbedaan Asynchronous dan Synchronous Programming dalam pemrograman Javascript dan bagaimana kedua metode ini mempengaruhi kecepatan eksekusi program. Asynchronous dan Synchronous adalah istilah yang sering digunakan dalam pemrograman Javascript.
Asynchronous Programming adalah pendekatan pemrograman yang tidak terikat pada input output (I/O) protocol. Ini berarti bahwa pemrograman asynchronous tidak melakukan pekerjaan secara berurutan seperti pemrograman lama. Sebaliknya, pekerjaan dilakukan secara independen dan tanpa harus menunggu proses lain selesai. Hal ini membuat waktu eksekusi menjadi lebih singkat dan cepat.
Sedangkan Synchronous Programming memiliki pendekatan yang lebih tradisional, dengan task yang dieksekusi satu per satu sesuai urutan dan prioritas. Namun, Synchronous Programming memiliki kemudahan yang tidak ditawarkan oleh Asynchronous Programming.
Baca juga Apa itu AJAX
Kedepannya, kedua pendekatan ini akan terus berkembang dan berada pada satu tujuan yang sama. Terlebih dengan semakin berkembangnya teknologi seperti Rest API. Pelajari lebih lanjut tentang Asynchronous dan Synchronous Programming dalam pemrograman Javascript!
Membuat layout menggunakan librari semantic-ui-react pada aplikasi react js
$ cd aplikasi-reactjs $ npm install --save semantic-ui-react2. Install package css dari semantic ui.
$ npm install --save semantic-ui-css3. Import semantic-ui-css di dalam file index.js: 4. Buat folder containers dan components di dalam src:
$ mkdir src/containers $ mkdir src/components5. Buatlah file-file berikut ini pada folder nya masing-masing: src/components/HomepageHeading.js ---- src/containers/DesktopContainer.js ---- src/containers/MobileContainer.js ---- src/containers/FooterContainer.js ---- src/containers/ResponsiveContainer.js ---- src/Router.js ---- src/pages/HomePage.js ---- src/pages/AboutPage.js ---- src/pages/ContactPage.js ---- 6. Jalankan aplikasi react js anda di localhost: $ npm start Baiklah sampai disini project react js kita sudah memiliki layout yang responsive terdiri dari navigasi, header, footer dan content setiap page. Berikut ini adalah file-file yang baru dibuat dan yang di-edit: File Baru: src/components/HomepageHeading.js src/containers/DesktopContainer.js src/containers/FooterContainer.js src/containers/MobileContainer.js src/containers/ResponsiveContainer.js
Implementasi react-router-dom untuk membuat pages website pada aplikasi react js
Baca juga apa itu react js belajar react js
$ cd aplikasi-reactjs $ npm install --save react-router-domoption --save artinya save daftar module atau package yang telah kita install ke dalam file package.json. 2. Buatlah folder "pages" di dalam folder src:
$ mkdir src/pages3. Buatlah file HomePage.js di dalam folder "pages" tadi, dan copy paste script di bawah ini: Save file anda tadi dengan command: ":wq!", atau save file seperti biasa jika menggunakan editor. Saya sarankan gunakan editor Visual Studio Code, biar lebih mudah. 4. Ikut step ke-2 untuk membuat file AboutPage.js dan ContactPage.js, sesuaikan nama class nya dengan nama file nya. Ganti tulisan "ini adalah halaman Home" sesuai dengan halaman masing-masing biar kelihatan perpindahan antara page. Jadi file page yang telah kita buat dan berada di dalam folder src/pages/ adalah file: HomePage.js, AboutPage.js dan ContactPage.js. 5. Buatlah satu file dengan nama "Router.js" di dalam folder src. Copy dan paste script javascript berikut: 6. Edit file src/index.js, Replace semua string "App" dengan "Router. Hasil koding nya seperti ini: 7. Implementasi react-router-dom telah selesai. Sekarang ketik command berikut untuk menjalankan aplikasi react js di localhost:
$ npm startAkses alamat url berikut untuk membuka setiap halaman yang telah kita buat tadi: http://localhost:3000/home http://localhost:3000/about http://localhost:3000/contact Jreng..Jreng..Jreng.. Halaman-halaman website anda sudah bisa di akses menggunakan alamat url nya masing-masing karena kita telah memasang router pada aplikasi atau project react js. Saya rasa tutorial ini terlalu gampang untuk diikuti. Bukan begitu bukan? Selanjutnya, upload hasil kerja kita tadi ke hosting anda masing-masing. Ikuti langkah-langkah berikut: 1. Jalankan perintah berikut untuk build project react js:
$ npm run buildhasil build file-file source berada di dalam folder build, semuanya sudah di minify dan siap untuk diupload ke server. 2. Buka aplikasi ftp seperti WinScp, Filezilla, Transmit atau aplikasi-aplikasi ftp lainnya yang biasa anda gunakan, lalu masuk ke hosting menggunakan username dan password ftp yang telah diberikan oleh jasa penyedia hosting . Upload semua isi folder build ke folder public_html di server hosting anda. 3. Step ini sangat penting..!!!. Jangan lupa buat file .htaccess dan upload ke dalam folder public_html di server. Copy Paste script berikut ke dalam file .htaccess:
Options -MultiViews
RewriteEngine On
RewriteCond %{REQUEST_FILENAME} !-f
RewriteRule ^ index.html [QSA,L]
Setelah selesai semua proses upload, silahkan akses halaman-halaman website anda menggunakan alamat domain pribadi anda. Contoh alamat domain yang saya gunakan adalah opetstudio.com:Konfigurasi NGINX sebagai Reverse Proxy ke lebih dari satu services multi port
$ sudo apt-get install nginx2. Buatlah file konfigurasi baru di dalam folder sites-available:
$ sudo vi /etc/nginx/sites-available/api.example.com.conf3. Copy paste script berikut ke dalam file /etc/nginx/sites-available/api.example.com.conf
server {
keepalive_timeout 30;
# SSL configuration
listen 443 ssl default_server;
listen [::]:443 ssl default_server;
server_name api.example.com;
ssl_certificate /etc/nginx/ssl/certificate.crt;
ssl_certificate_key /etc/nginx/ssl/certificate.key;
ssl_session_cache shared:SSL:10m;
ssl_session_timeout 10m;
# application-a
location /application-a {
include /etc/nginx/global/include.request.conf;
rewrite ^/application-a(/.*) $1 break;
proxy_pass http://127.0.0.1:8881;
}
# application-b
location /application-b {
include /etc/nginx/global/include.request.conf;
rewrite ^/application-b(/.*) $1 break;
proxy_pass http://127.0.0.1:8882;
}
# application-c
location /application-c {
include /etc/nginx/global/include.request.conf;
rewrite ^/application-c(/.*) $1 break;
proxy_pass http://127.0.0.1:8883;
}
location / {
try_files $uri $uri/ =404;
}
access_log /etc/nginx/logs/access.log;
error_log /etc/nginx/logs/error.log;
}
server {
listen 80 default_server;
listen [::]:80 default_server;
server_name api.example.com;
rewrite ^ https://$server_name$request_uri? permanent;
}
Ganti api.example.com dengan nama domain anda. Jika tidak punya nama domain, ganti dengan ip public server anda.
4. Buat file /etc/nginx/global/include.request.conf
$ sudo mkdir /etc/nginx/global
$ sudo vi /etc/nginx/global/include.request.conf5. Copy paste script berikut ke dalam file /etc/nginx/global/include.request.conf
proxy_http_version 1.1; proxy_set_header Upgrade $http_upgrade; proxy_set_header Connection 'upgrade'; proxy_set_header Host $host; proxy_cache_bypass $http_upgrade;6. Buat file /etc/nginx/ssl/certificate.crt dan /etc/nginx/ssl/certificate.key sehingga bisa di akses melalui https.
$ sudo mkdir /etc/nginx/ssl
$ sudo openssl req -x509 -nodes -days 365 -newkey rsa:2048 -keyout /etc/nginx/ssl/certificate.key -out /etc/nginx/ssl/certificate.crt7. Aktifkan konffigurasi di atas dengan membuat softlink di folder /etc/nginx/sites-enable
$ sudo ln -s /etc/nginx/sites-available/api.example.com.conf /etc/nginx/sites-enabled/8. Reload konfigurasi nginx
$ sudo systemctl reload nginxOkey, sekarang aplikasi RESTful API anda yang terdiri dari beberapa aplikasi dengan port nya masing-masing atau multi port, bisa di akses melalui port 80 atau 443. Seperti contoh berikut: https://api.example.com/application-a/.... https://api.example.com/application-b/.... https://api.example.com/application-c/.... Port nya tidak perlu disertakan pada alamat url, karena secara default akan mengakses ke port 80 untuk http dan ke port 443 untuk https. Sekian tutorial kali ini, semoga tutorial ini bisa sedikit membantu anda memanfaatkan NGINX sebagai proxy untuk aplikasi backend multi port sehingga bisa diakses dari satu port saja. Jika ada pertanyaan atau bagian tutorial yang kurang jelas atau anda mengalami kesulitan saat mengikuti langkah-langkah di atas, silahkan bertanya lewat kolom komentar. Terima kasih sudah mampir di blog yang sangat sederhana ini. Semoga sukses.
Type Conversion javascript
let angka=12;//type data Number let ubah = String(angka);// "12" console.log(typeof ubah); // type data menjadi String let cek = true; //type data boolean let ubah2= String(cek);//"true" console.log(ubah2);atau bisa menggunakan cara yang kedua yaitu menggunakan fungsi toString();
let num=12;//type Number let ubah = num.toString(); console.log(typeof ubah);// "String"Conversi ke Number
let text ="123";//String let ubah = Number(text); console.log(typeof ubah);//Number let cek =true;//boolean let ubah1 =Number(cek);// 1 console.log(typeof ubah1);//Numbernilai true dan false kalau di konversi dengan Number menjadi 1(true) dan 0(false). cara kedua menggunakan fungsi parseInt dan parseFloat, parseInt digunakan untuk merubah menjadi bilangan bulat sedangkan parseFloat digunakan untuk merubah kebilangan pecahan.
let num="12.12";//string let bulat = parseInt(num); //hasil 12 console.log(typeof bulat);// Number let pecahan=parseFloat(num);//hasil 12.12 console.log(typeof pecahan);//NumberConversi ke Boolean
console.log(Boolean(1));//true
console.log(Boolean(0));//false
console.log(Boolean("story"));//true
console.log(Boolean(""));//false
sekian cara konversi type data pada javascript, ada tantangan buat teman-teman silahkan dijawab untuk melatih pemahaman teman-teman.
"" + 2 + 3 "" - 4 + 5 true + true 12 / "3" "5" * "5" 7 + 8 + "px" "$" + 1 + 12 "5" - 4 "12px" - 8 12 / 0 " -12\n" + 5 " -14\n" - 3 null + 3 undefined + 3
TUTORIAL CARA HOSTING REACT JS
Langkah langkah cara hosting React JS
1. Lihat script atau command apa saja yang tersedia di dalam project anda.$ cd aplikasi-reactjs $ cat package.json
$ npm run buildTunggu sampai selesai. Hasil build nya berada di dalam folder build. 3. Upload hasil build tadi ke dalam hosting yang telah kita beli dari situs penyedia hosting tadi. Buka aplikasi ftp anda lalu upload ke dalam publc folder. Biasanya nama foldernya adalah www atau public_html. Upload semua isi dari folder build tadi ke dalam folder public di hosting anda. Jangan lupa hapus file home.htm dari dalam folder public_html jika ada.
tutorial bootstrap # memahami layout pada bootstrap
memahami layout pada bootstrap
layout merupakan hal yang sangat penting dalama pembuatan website, maka dari itu kita harus paham dulu agar bisa membuat layout yang responsif.coba temen-temen bayangkan kalau website/blog yang temen-teman kunjungi itu tidak responsif pasti langsung di closs atau cari alternatif lain yang lebih nyaman digunakan.dengan layout yang responsif akan membuat user betah berkunjung di website. layout yang respinsif adalah website yang kita buat bisa beradaptasi dengan device yang user gunakan.layout yang kita pelajari saat ini menggunakan framework, yaitu framework bootstrap.
layout yang paling dasar diboostrap adalah class container, container adalah pembungkus semua element.
class container terbagi menjadi dua:
1. container
2. container-fluid
Baca juga membuat segitiga dengan javascript
class container akan membuat layout berada di tegah-tegah atau hanya 80% saja dari browser.
cara mnggunakanya
<div class="container">
//content
</div>
class container-fluid akan membuat layout berada 100% ukuran browser atau full layar
cara menggunakannya
<div class="container-fluid">
//content
</div>
dalam satu halaman web bisa saja digunakan dua-duanya sesuai kebutuhan.
selanjutnya class row, class row sama seperti row/baris pada tabel pada umumnya.
class col sama seprti colum tabel pada umunya, row dan col selalu berdampingan penggunanya.
<div class="container">
<div class="row">
<div class="col">
1 of 2
</div>
<div class="col">
2 of 2
</div>
</div>
</div>
perlu di perhatikan layout pada framework boostrap itu terbagi menjadi 12 collum
terdapat juga beberapa pilihan class grid
Small untuk ukuran layar ≥576px dengan nama classnya sm, class sm bisa diisi 1-12
<div class="row">
<div class="col-sm-12">
//content
</div>
</div>
Medium untuk ukuran layar ≥768px dengan nama class md, class md sama juga bisa diisi 1-12
<div class="row">
<div class="col-md-12">
//content
</div>
</div>
Large untuk ukuran layar ≥992px dengan nama class lg, class lg sama juga bisa diisi 1-12
<div class="row">
<div class="col-lg-12">
//content
</div>
</div>
Extra large untuk layar ≥1200px dengan nama class xl, class xl juga bisa diisi -12
<div class="row">
<div class="col-xl-12">
//content
</div>
</div>
class grid bisa di kombinasikan penggunaanya tergantung dari website target pengguna website temen-teman
<div class="row">
<div class="col-xl-12 col-md-8">content</div>
</div>
terdapat satu class keren yaitu class offset, class ini digunakan jika kamu ingin membuang beberapa collum sebelunya.
<div class="row">
<div class="col-md-4">col-md-4</div>
<div class="col-md-4 offset-md-4">col-md-4 .offset-md-4</div>
</div>
silahkan lihat documentasinya klik disini
artikel ini hanya membahas pengenalnya saja
Kenalan dengan Progressive Web Apps(PWA)
Kepanjangan dari PWA adalah Progressive Web Apps. lantar apa itu pengertian dari Progressive Web Apps ??
Apa itu Progressive Web Apps(PWA) ?
![]() |
| Alibaba |
![]() |
| trivago |
![]() |
![]() |
- Chrome 52 atau di atasnya
- Web Server for Chrome, atau server web pilihan Anda
- Text Editor
- Pengetahuan dasar tentang HTML, CSS, JavaScript, dan Chrome DevTools
























