Di Posting Oleh : wandi
Kategori : Informasi news coding tips and trik
1. Apa itu Piramida Testing ?
Piramida testing adalah sebuah konsep yang mengelompokkan tes perangkat lunak menjadi tiga kategori utama: unit, integrasi, dan UI (atau e2e tests). Konsep ini membantu pengembang dan profesional QA untuk memastikan kualitas yang lebih tinggi, mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menemukan akar penyebab bug, dan membangun rangkaian tes yang lebih andal.
Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing kategori tes dalam piramida testing:
- Unit tests adalah tes yang memeriksa fungsi atau metode tertentu dalam kode sumber. Unit tests biasanya berfokus pada logika bisnis dan algoritma, dan tidak bergantung pada komponen eksternal seperti database atau API. Unit tests harus menjadi bagian terbesar dari piramida testing, karena mereka cepat, murah, dan mudah dipelihara.
- Integration tests adalah tes yang memeriksa interaksi antara beberapa komponen atau sistem, seperti layanan, database, atau antarmuka. Integration tests biasanya lebih lambat, lebih mahal, dan lebih sulit dipelihara daripada unit tests, tetapi mereka dapat menemukan bug yang tidak terdeteksi oleh unit tests. Integration tests harus menjadi bagian menengah dari piramida testing, karena mereka memberikan cakupan yang lebih luas dan lebih realistis dari perilaku aplikasi.
- UI tests atau e2e tests adalah tes yang memeriksa fungsi aplikasi dari sudut pandang pengguna akhir, biasanya dengan menggunakan alat otomatisasi seperti Selenium atau Appium. UI tests atau e2e tests biasanya paling lambat, paling mahal, dan paling rapuh daripada tes lainnya, tetapi mereka dapat menemukan bug yang mempengaruhi pengalaman pengguna secara langsung. UI tests atau e2e tests harus menjadi bagian terkecil dari piramida testing, karena mereka membutuhkan sumber daya yang lebih banyak dan lebih rentan terhadap perubahan.
Piramida testing adalah sebuah pedoman yang dapat membantu tim pengembang aplikasi untuk merancang dan melaksanakan strategi tes yang efektif dan efisien. Dengan mengikuti piramida testing, tim dapat mengurangi biaya, meningkatkan kecepatan, dan meningkatkan kualitas produk perangkat lunak mereka.
Baca juga Praktik Terbaik DevOps: Menuju Efisiensi dan Ketangguhan yang Lebih Baik
2. Keuntungan mengimplementasikan Piramida Testing
Piramida testing memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
Efisiensi: Karena dasar piramida terdiri dari unit tests, yang dapat dilakukan dengan cepat dan murah, tim dapat mencapai cakupan yang banyak dengan sumber daya yang minimal. Ini membuat proses testing menjadi lebih efisien.
Umpan balik yang lebih cepat: Unit tests dan integration tests, yang merupakan sebagian besar dari piramida testing, dapat dijalankan dengan cepat. Ini memungkinkan tim untuk mendapatkan umpan balik yang lebih cepat tentang kualitas kode dan fungsionalitas aplikasi.
Kualitas yang lebih tinggi: Dengan mengikuti piramida testing, tim dapat mengurangi risiko bug, kesalahan, dan ketidaksesuaian yang dapat mempengaruhi pengalaman pengguna dan kinerja aplikasi. Piramida testing juga membantu tim untuk memastikan bahwa setiap lapisan aplikasi telah diuji secara menyeluruh dan konsisten.
3. Bagaimana cara mengimplementasikan Piramida Testing
- Tentukan tujuan dan lingkup dari tes perangkat lunak Anda. Apa yang ingin Anda capai dengan tes? Apa yang ingin Anda uji? Apa yang tidak ingin Anda uji?
- Pilih alat dan kerangka kerja yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Anda dapat menggunakan berbagai alat dan kerangka kerja untuk menulis dan menjalankan tes perangkat lunak, seperti JUnit, TestNG, Selenium, Appium, Cucumber, dan lain-lain. Pastikan Anda memilih alat yang kompatibel dengan bahasa pemrograman, platform, dan arsitektur aplikasi Anda.
- Mulailah dengan menulis unit tests untuk setiap komponen atau fungsi dalam kode sumber Anda. Pastikan Anda menutupi semua skenario yang mungkin, termasuk jalur bahagia, penanganan kesalahan, dan kasus batas. Jalankan unit tests secara teratur dan perbaiki bug yang ditemukan.
- Lanjutkan dengan menulis integration tests untuk menguji interaksi antara komponen atau sistem yang berbeda. Pastikan Anda menyiapkan lingkungan tes yang sesuai, seperti database, API, atau layanan eksternal. Jalankan integration tests setelah Anda yakin bahwa unit tests telah berhasil. Perbaiki bug yang ditemukan.
- Terakhir, tulis UI tests atau e2e tests untuk menguji fungsi aplikasi dari sudut pandang pengguna akhir. Pastikan Anda meniru perilaku pengguna yang realistis, seperti klik, geser, ketik, dan lain-lain. Jalankan UI tests atau e2e tests setelah Anda yakin bahwa integration tests telah berhasil. Perbaiki bug yang ditemukan.
- Evaluasi dan perbaiki rangkaian tes Anda secara berkala. Pastikan Anda menghapus tes yang tidak relevan, duplikat, atau usang. Pastikan Anda menambahkan tes baru untuk fitur baru atau perubahan yang dibuat. Pastikan Anda menjaga keseimbangan antara kuantitas dan kualitas tes Anda.
Mau liat atau download source code aplikasi premium bisa disini.
0 Komentar