Showing posts with label Pemprograman web. Show all posts
Showing posts with label Pemprograman web. Show all posts

menu posting responsive dengan css

1:26 AM Add Comment




Oke di kesempatan kali ini saya akan berbagi mengenai tips tips css . Saya akan kembali memberikan tips css kepada kawan kawan . Kali ini tipsnya apa ? kali ini saya kan memberikan tips ke kawan kawan bagaimana membuat tampilan menu posting responsive .  Jadi rensponsive itu meskipun kita lihat di berbagi ukuran dan yang kecil pun misalnya smartphone , akan tetap bagus . Oke kalo kawan kawan udah pada gak sabar ingin tau apa aja propery css yang akan disajikannya , langsung aja yok .



Pertama kita buat dulu HTML nya dulu . Sebelumnya photnya kalo mau ganti ganti aja .

<div id="pembungkus">
                <img src="http://sma-smk-puragabaya.sekolah-unggulan.com/asset/file/media/LOGO_puragabaya.png">
                <span>
                <p>
                                <b>SMK/SMA puragabaya</b>
                </p>
                <a href="#">Baca selengkapnya</a>
                </span>
</div>

Oke jika sudah, sekarang kita akan mulai design , oke sekarang buat css nya .

#pembungkus a{
                text-decoration:none;padding:5px;
                background-color: rgba(0,0,0,0.5);color:#fff;
                border-radius:5px;
}
#pembungkus a:hover{background-color:rgb(0,0,0);}
#pembungkus{
                text-align:center;
                position:relative;
                width: 300px;height:300px;
                overflow:hidden;
}
#pembungkus img{
                width:100%;
                height:100%;
}
#pembungkus:hover span{
                display:block;
}
#pembungkus span{
                line-height: 40px;font-size:20px;
                display:none;
                position:absolute;top:0;
                background-color: rgba(255,255,255,0.5);
                width:100%;height:100%;
}



Nah begitu kita mengerahkan mouse ke pada photo maka akan muncul “ baca selengkapnya “ . kenapa sih bisa gitu ? pertama saya mempunyai id pembungkus yang saya atur position=relative dan yang di span tinggal di atur position=absolute agar bisa di atur top=0 nya dan agar top =0 sesuai dengan parent elementnya atau sesuai dengan pembungkusnya .

Sebenarnya fixed juga bisa tetapi lebih tepatnya relative karena kalo fixed itu anti scroll . Bro kalo parent elementnya sama positionnya absolute bisa gak ? bisa , yang gak bisa itu kalo position parent element nya static . Jadi kalo kita tidak di atur pembungkus position relative maka top = 0 nya akan ke bagian paling atas browser bukan parent elementnya , mungkin sedikit membingungkan ? tetapi dengan terus ber experiment kalian akan terbiasa kok dengan ini .

Jadi sebenarnya sudah beres , tetapi kalo pake smartphone kan gak bisa hover , cara menaganinya tinggal kita gunakan saja query css . Kita akan ubah jika medianya ukuran maksimal lebarnya  800px maka yang bagian span akan ke bawah . Caranya gimana ? kita tinggal tambahkan ini ke bagian cssnnya

@media only screen and (max-width:800px){
                #pembungkus{
                                position:static;
                }
                #pembungkus img{
                                height:60%;
                }
                #pembungkus a{padding:0px;border-radius:0px;}
                #pembungkus span{
                                line-height:0;
                                display:block;
                                height:40%;
                                position:static;
                }
}

Jadi dengan @media only screen and (max-width:800px) , artinya jika medianya screen dan maksimal lebarnya 800px maka id id ini berjalan . Gimana lumanya bagus bukan ? mungkin kawan kawan kalo udah tau cara membuat responsive bisa membuat menu posting lebih bagus dan lebih baik dari yang saya buat .




Oke mungkin segitu saja cara membuat menu posting responesive dengan css . Semoga menambah wawasan dan juga tentunya semoga tipsnya bermanfaat . Oke sampai jumpa lagi di artikel yang lainnya yang lebih menarik dan juga lebih bermanfaat . 

Perbedaan NPM dan NPX: Memahami Package Manager di Node.js

8:06 PM Add Comment
NPM vs NPX

Dalam dunia pengembangan JavaScript, terutama saat bekerja dengan Node.js, Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah NPM dan NPX. Keduanya adalah alat yang sangat penting dalam ekosistem Node.js, tetapi memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda. Mari kita bahas lebih dalam tentang perbedaan antara NPM dan NPX.


Apa Itu NPM?


NPM (Node Package Manager) adalah manajer paket default untuk Node.js. NPM memungkinkan pengembang untuk mengelola paket dan dependensi yang diperlukan dalam proyek mereka. Dengan NPM, Anda dapat menginstal, memperbarui, dan menghapus paket dengan mudah. Beberapa fitur utama NPM meliputi:

  • Instalasi Paket: Anda dapat menginstal paket dari registry NPM dengan perintah `npm install <nama-paket>`.
  • Manajemen Dependensi**: NPM secara otomatis mengelola dependensi proyek Anda dan menyimpannya dalam file `package.json`.
  • Script: NPM memungkinkan Anda untuk mendefinisikan skrip yang dapat dijalankan dengan perintah `npm run <nama-skrip>`.


Apa Itu NPX?


NPX adalah alat yang disertakan dengan NPM (mulai dari versi 5.2.0) yang memungkinkan Anda untuk menjalankan paket Node.js tanpa harus menginstalnya secara global. NPX sangat berguna untuk menjalankan skrip atau alat yang hanya perlu digunakan sekali atau jarang digunakan. Beberapa fitur utama NPX meliputi:


  • Menjalankan Paket Tanpa Instalasi: Dengan NPX, Anda dapat menjalankan paket yang tidak terinstal secara global dengan perintah `npx <nama-paket>`.
  • Versi Tertentu: NPX memungkinkan Anda untuk menjalankan versi tertentu dari paket tanpa mengubah dependensi proyek Anda.
  • Eksekusi Skrip: NPX dapat digunakan untuk menjalankan skrip yang ada di dalam proyek Anda dengan mudah.


Perbedaan Utama antara NPM dan NPX


1. Fungsi:

  • NPM: Digunakan untuk mengelola paket dan dependensi dalam proyek Node.js.
  • NPX: Digunakan untuk menjalankan paket Node.js tanpa harus menginstalnya secara global.


2. Instalasi:

  • NPM: Menginstal paket secara permanen dalam proyek atau secara global.
  • NPX: Menjalankan paket secara sementara tanpa menginstalnya.


3. Penggunaan:

  • NPM: Digunakan untuk menginstal dan mengelola dependensi proyek.
  • NPX: Digunakan untuk menjalankan skrip atau alat yang tidak perlu diinstal secara permanen.


Kapan Menggunakan NPM dan NPX?

Gunakan NPM ketika Anda perlu menginstal paket yang akan digunakan secara berkelanjutan dalam proyek Anda. Misalnya, jika Anda menggunakan framework seperti Express.js, Anda akan menginstalnya dengan NPM.

Gunakan NPX ketika Anda ingin menjalankan alat atau skrip sekali tanpa perlu menginstalnya secara global. Misalnya, jika Anda ingin menggunakan Create React App untuk membuat aplikasi React baru, Anda dapat menjalankannya dengan NPX tanpa harus menginstalnya terlebih dahulu.


Kesimpulan


NPM dan NPX adalah dua alat yang sangat berguna dalam pengembangan Node.js, tetapi memiliki fungsi yang berbeda. NPM digunakan untuk mengelola paket dan dependensi, sementara NPX memungkinkan Anda untuk menjalankan paket tanpa harus menginstalnya. Memahami perbedaan ini akan membantu Anda dalam mengelola proyek JavaScript dengan lebih efisien. Jadi, pastikan untuk menggunakan alat yang tepat sesuai kebutuhan proyek Anda!


Jika Anda memiliki pertanyaan atau ingin berbagi pengalaman menggunakan NPM dan NPX, jangan ragu untuk menghubungi kami. Selamat berkoding!


Apa Itu JSON-RPC? Protokol Komunikasi yang Sederhana dan Efisien

7:54 PM Add Comment


Dalam dunia pengembangan perangkat lunak, terutama ketika berurusan dengan komunikasi antara klien dan server, protokol yang efisien dan mudah digunakan sangatlah penting. Salah satu protokol yang sering digunakan adalah JSON-RPC. Mari kita bahas lebih dalam tentang apa itu JSON-RPC, bagaimana cara kerjanya, dan manfaatnya.


Pengertian JSON-RPC


JSON-RPC adalah protokol panggilan prosedur jarak jauh (Remote Procedure Call) yang menggunakan JSON (JavaScript Object Notation) untuk pertukaran data. JSON-RPC memungkinkan klien untuk mengirim permintaan ke server untuk mengeksekusi metode tertentu dan menerima respons kembali. Protokol ini dirancang untuk menjadi sederhana dan ringan, sehingga mudah diimplementasikan dalam berbagai bahasa pemrograman.


Cara Kerja JSON-RPC


JSON-RPC bekerja dengan cara mengirimkan objek JSON yang berisi informasi tentang metode yang akan dipanggil, parameter yang diperlukan, dan ID permintaan. Berikut adalah elemen-elemen utama dalam permintaan JSON-RPC:

  • jsonrpc: Versi protokol yang digunakan, biasanya "2.0".
  • method: Nama metode yang akan dipanggil pada server.
  • params: Parameter yang diperlukan oleh metode tersebut, dapat berupa array atau objek.
  • id: ID unik untuk mengidentifikasi permintaan dan mencocokkannya dengan respons.


Contoh permintaan JSON-RPC:


{

  "jsonrpc": "2.0",

  "method": "subtract",

  "params": [42, 23],

  "id": 1

}


Respons dari server juga berupa objek JSON yang berisi hasil eksekusi metode atau pesan kesalahan jika terjadi masalah.


Contoh respons JSON-RPC:


{

  "jsonrpc": "2.0",

  "result": 19,

  "id": 1

}



Manfaat JSON-RPC


  1. Sederhana dan Ringan: JSON-RPC dirancang untuk menjadi protokol yang sederhana dan mudah diimplementasikan. Ini membuatnya ideal untuk aplikasi yang memerlukan komunikasi cepat dan efisien antara klien dan server.
  2. Bahasa Agnostik: Karena menggunakan JSON, JSON-RPC dapat digunakan dalam berbagai bahasa pemrograman yang mendukung JSON, seperti JavaScript, Python, Java, dan banyak lagi.
  3. Dukungan untuk Batch Requests: JSON-RPC mendukung pengiriman beberapa permintaan dalam satu batch, yang dapat meningkatkan efisiensi komunikasi dengan mengurangi jumlah koneksi yang diperlukan.
  4. Error Handling yang Jelas: JSON-RPC memiliki mekanisme penanganan kesalahan yang terdefinisi dengan baik, sehingga memudahkan pengembang untuk menangani dan memperbaiki masalah yang terjadi selama komunikasi.


Kapan Menggunakan JSON-RPC?


JSON-RPC cocok digunakan dalam aplikasi yang memerlukan komunikasi antara klien dan server dengan overhead minimal. Ini sering digunakan dalam aplikasi web, layanan mikro, dan sistem terdistribusi di mana efisiensi dan kesederhanaan adalah prioritas utama.


Kesimpulan


JSON-RPC adalah protokol komunikasi yang sederhana dan efisien, ideal untuk aplikasi yang memerlukan pertukaran data cepat antara klien dan server. Dengan dukungan untuk berbagai bahasa pemrograman dan fitur seperti batch requests dan error handling yang jelas, JSON-RPC menjadi pilihan yang menarik bagi banyak pengembang. Jika Anda mencari solusi komunikasi yang ringan dan mudah diimplementasikan, JSON-RPC bisa menjadi pilihan yang tepat.


Semoga artikel ini membantu Anda memahami apa itu JSON-RPC dan bagaimana cara kerjanya. Jika ada pertanyaan atau pengalaman yang ingin dibagikan, jangan ragu untuk menghubungi kami. Selamat mencoba!


Apa itu ICEfaces ?

7:29 AM Add Comment



Dalam dunia pengembangan aplikasi web, berbagai framework dan teknologi telah muncul untuk memudahkan proses pengembangan dan meningkatkan pengalaman pengguna. Salah satu framework yang menarik perhatian adalah ICEfaces. Mari kita eksplorasi lebih dalam tentang apa itu ICEfaces, fitur-fiturnya, dan manfaatnya bagi para pengembang.

Apa Itu ICEfaces?


ICEfaces adalah framework open-source yang dirancang untuk membangun aplikasi web berbasis Java dengan menggunakan teknologi JavaServer Faces (JSF). ICEfaces memungkinkan pengembang untuk membuat aplikasi web yang interaktif dan responsif dengan cara yang lebih sederhana dan efisien. Framework ini mengintegrasikan komponen UI yang kaya dan mendukung pengembangan aplikasi berbasis AJAX, sehingga meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan.

Fitur Utama ICEfaces


  1. Komponen UI yang Kaya: ICEfaces menyediakan berbagai komponen UI yang siap pakai, seperti tabel, grafik, dan form input. Komponen ini dirancang untuk bekerja dengan baik dalam lingkungan JSF, memungkinkan pengembang untuk membangun antarmuka pengguna yang menarik dan fungsional.
  2. Dukungan AJAX: Salah satu fitur utama ICEfaces adalah dukungan AJAX yang kuat. Dengan menggunakan AJAX, pengembang dapat memperbarui bagian tertentu dari halaman web tanpa harus memuat ulang seluruh halaman. Ini meningkatkan responsivitas aplikasi dan memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik.
  3. Integrasi yang Mudah: ICEfaces dapat dengan mudah diintegrasikan dengan berbagai teknologi dan framework Java lainnya, seperti Spring dan Hibernate. Ini memungkinkan pengembang untuk memanfaatkan kekuatan berbagai alat dan teknologi dalam satu aplikasi.
  4. Pengembangan Berbasis Event: ICEfaces mendukung pengembangan berbasis event, yang memungkinkan pengembang untuk menangani interaksi pengguna dengan cara yang lebih terstruktur. Ini memudahkan pengelolaan logika aplikasi dan meningkatkan keterbacaan kode.
  5. Dukungan untuk WebSocket: ICEfaces juga mendukung WebSocket, yang memungkinkan komunikasi dua arah antara server dan klien. Ini sangat berguna untuk aplikasi yang memerlukan pembaruan real-time, seperti aplikasi chat atau dashboard yang menampilkan data secara langsung.

Manfaat Menggunakan ICEfaces


  • Peningkatan Produktivitas: Dengan komponen UI yang kaya dan dukungan AJAX, ICEfaces memungkinkan pengembang untuk membangun aplikasi web dengan lebih cepat dan efisien. Ini mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk pengembangan dan memungkinkan tim untuk fokus pada logika bisnis.
  • Pengalaman Pengguna yang Lebih Baik: Dengan kemampuan untuk memperbarui konten secara dinamis tanpa memuat ulang halaman, ICEfaces meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan. Pengguna dapat berinteraksi dengan aplikasi tanpa gangguan, yang membuat aplikasi lebih menarik dan mudah digunakan.
  • Kompatibilitas dengan Standar Java: ICEfaces dibangun di atas standar Java, sehingga pengembang yang sudah familiar dengan Java dan JSF dapat dengan mudah beradaptasi dan memanfaatkan framework ini.

Cara Memulai dengan ICEfaces


  1. Persiapan Lingkungan: Untuk memulai dengan ICEfaces, Anda perlu menyiapkan lingkungan pengembangan Java, termasuk JDK dan server aplikasi seperti Apache Tomcat atau GlassFish.
  2. Unduh ICEfaces: Kunjungi situs resmi ICEfaces untuk mengunduh versi terbaru dari framework ini. Anda juga dapat menggunakan alat manajemen proyek seperti Maven untuk mengelola dependensi.
  3. Buat Proyek Baru: Setelah mengunduh ICEfaces, buat proyek baru menggunakan IDE favorit Anda, seperti Eclipse atau IntelliJ IDEA. Pastikan untuk mengonfigurasi proyek agar menggunakan ICEfaces sebagai framework JSF.
  4. Kembangkan Aplikasi: Mulailah mengembangkan aplikasi Anda dengan menggunakan komponen UI yang disediakan oleh ICEfaces. Manfaatkan dukungan AJAX untuk meningkatkan interaktivitas aplikasi.
  5. Uji dan Deploy: Setelah selesai mengembangkan aplikasi, lakukan pengujian untuk memastikan semuanya berfungsi dengan baik. Setelah itu, Anda dapat mendepoy aplikasi ke server aplikasi pilihan Anda.

Kesimpulan


ICEfaces adalah framework yang kuat dan fleksibel untuk pengembangan aplikasi web berbasis Java. Dengan fitur-fitur seperti komponen UI yang kaya, dukungan AJAX, dan integrasi yang mudah, ICEfaces memungkinkan pengembang untuk membangun aplikasi yang interaktif dan responsif dengan lebih efisien. Jika Anda seorang pengembang Java yang mencari cara untuk meningkatkan pengalaman pengguna dalam aplikasi web Anda, ICEfaces adalah pilihan yang patut dipertimbangkan.

Dengan terus berkembangnya teknologi dan kebutuhan pengguna, ICEfaces tetap menjadi salah satu alat yang relevan dalam pengembangan aplikasi web modern.


Penulisan Komentar Pada PHP

11:30 PM Add Comment

 kalau sebelumnya saya sudah menjelaskan bagaimana cara menjalankan file/scriptphp dengan menggunakan XAMPP, pada artikel kali ini yang masih tentang dasar-dasar php saya akan menjelaskan Penulisan Komentar Pada PHP. Pada bahasa pemograman, komentar berfungsi untuk memberikan penjelasan tentang script apa yang kita tulis. Komentar juga bisa memudahkan programmer untuk mengingatkan kembali apa yang ditulis jika sewaktu-waktu mereka lupa.

Penulisan Komentar Pada PHP

Sementara itu, untuk penulisan komentar sangatlah mudah. Contohnya bisa kalian lihat dibawah ini
<?php

/*ini adalah komentar*/

?>

Seperti yang bisa dilihat, diatas merupakan contoh penulisan komentar yang mana penulisan komentar itu diawali dengan tanda garis miring ‘/’ dan tanta bintang ‘*’ dan diakhiri dengan tanda bintang ‘*’ dan slash ‘/’.


Sangat simple bukan, untuk artikel selanjutnya saya akan menjelaskan Variable dan Tipe Data Variable pada PHP maka dari itu untuk artikel penulisan komentar pada PHP saya cukupkan sekian.Terima kasih ...

Operasi file pada php

2:03 AM Add Comment
Selamat datang kawan kawan di blog saya yang sederhana ini . Sebelumnya saya mau tanya bagaimana kabarnya kawan ? mudah mudahan sehat , amin . Di artikel sebelumnya saya telah berbagi mengenai jenis jenis printerdan di artikel sebelumnya juga saya telah berbagi mengenai memecah string menjadi array dan sebaliknya mengabungkan array menjadi string .



Oke kali ini saya akan berbagi mengenai operasi file dengan php , yang di maksud operasi buka operasi kayak dokter tetapi kita akan operasi yaitu membuat file , membuka file , menulis file dan kawan kawan . Semua akan di bahas di sini . Oke lasung aja kalo gitu kita mulai

Pertama kita akan membuat file .

<?php
touch("tes.txt");
if(file_exists("tes.txt")){
echo "file sudah di buat ";
}else{
echo "file gagal di buat ";
}
?>

untuk membuat file kita mengunakan fungis touch("nama_filenya") . Bro kalo file_exists maksudnya apa ? kalo file_exists maksudnya jika file ada maka akan meng echo file sudah di buat , jadi fungsi dari file_exists adalah untuk mengecek apakah file itu ada atau tidak . Penulisanya dengan cara file_exists("nama_filenya") .

Oke sekarang kita akan coba untuk menulis file , sebelum menulis file yang pertama harus kita lakukan adalah mebuka file lalu menulisnya dan jika sudah kita tutup kembali . Oke langsung aja cara caranya gimana ?

<?php
touch("tes.txt");
if(file_exists("tes.txt")){
$buka_file=fopen("tes.txt","w");
fputs($buka_file,"wandi febriandi");
fclose($buka_file);
}else{
echo "file gagal di buat";
}
?>

Jadi untuk membuka file dengan cara fopen("nama_filenya","modenya") yang di maksud modenya adalah bisa membaca aja , menulis aja , dan kawan kawan . Bro kalo mode w itu apa ? w itu di gunakan untuk menulis file , selain w ada juga yang lain yaitu , w+ dapat membaca dan menulis file , a memungkinkan dapat menulis file , a+ dapat membaca dan juga menulis file ,  r membuka file saja , r+ membaca dan menulis file  .

Itu mengenai mode mode fopen() . lalu untuk memukan penulisan dengan cara fputs(file yang tealh di buka , "tulisanya"); . Setelah selesai kita membuka dan menulis dan yang terakhir adalah menutup filenya denngan cara fclose(file yang telah di buka ); .

Bro kalo kita ingin memasukan filenya di dalam folder gimana ? kalo ingin memasukan filenya di dalm folder mudah saja tinggal di tambah nama foldernya , contonya

<?php
touch("tes/tes.txt");
if(file_exists("tes/tes.txt")){
$buka_file=fopen("tes/tes.txt","w+");
fputs($buka_file,"wandi");
fclose($buka_file);
}else{
echo "file gagal di buat";
}
?>

Bro kok file gagal di buat ? jadi sebelum kalian tes hasilnya di browser kalian harus buat dulu folder tes nya . sebenarnya bisa sih membuat dir atau folder di php dengan fungsi mkdir() , tetapi saya akan bahas khusus saja mengenai direktori di artikel selanjutnya  .

Oke lanjut jadi tinggal ditambah tes/tes.txt selesai . Bro kalo kita akan membaca filenya di browser bisa gak ? bisa nama fungsinya adalah feof dan fgets . oke lansung aja gimana caranya

<?php
touch("tes/tes.txt");
if(file_exists("tes/tes.txt")){
$buka_file=fopen("tes/tes.txt","r");
//fputs($buka_file,"wandi");
while(!feof($buka_file)){
$kalimat = fgets($buka_file,1024);
echo $kalimat;
}
fclose($buka_file);
}else{
echo "file gagal di buat";
}
?>

!feof($buka_file) nah ini fungsinya untuk mengecek apakah pointer atau kursor berada pada akhir kalimat , dan jika sudah maka  akan berhenti . lalu kita menganbil dengan fgets($buka_file,1024); yang 1024 itu mengambil ukuran  1024 . lalu kita tampilkan dengan echo .

Oke sekarang kita akan mehapus file , caranya dengan menggunakan fungsi unlink , penulisanya adalah dengan unlink(nama_filenya) . oke langsung saja contonya

<?php
touch("tes/tes.txt");
if(file_exists("tes/tes.txt")){
unlink("tes/tes.txt");
}
?>

Oke itu dia gimana cara menbuka file , membaca file , membuat file , menulis file , menutup file , menghapus file . Semoga menambah wawasan dan juga tentunya bermanfaat  . Terimakasih telah berkenan membaca artikel ini . Sampai jumpa di artikel yang lainnya yang lebih menarik dan juga lebih bermanfaaat .

Cara mengunakan jquery

3:44 AM Add Comment




Oke lanjut kalo sebelumnya saya berbagi bahasa c dan css , sekarang saya akan berbagi mengenai cara menggunakan libarynya javascript yaitu jquery . Kalo belum tau apa itu jquery ? mari baca sini , harus baca dulu ya , kenapa bray ? karena “ tak kenal maka kenalan , kalo udah kenal pasti suka , kalo udah suka pasti belajarnya mudah ” . Oke lanjut lagi kalo kalian sekarang sudah tau apa itu jquery ? sekarang kita akan lanjut membahas cara menggunakan jquery . Sebelum kalian mulai belajar jquery , kalian download dulu jquery di jquery.com agar bisa di pakai offline . Oke kalo lanjut pertama kita panggil dulu jquerynya .

Dengan

<script src=”tempat nyimpen jquerynya dimana”></script>

Contoh

<script src="jquery.js"></script>

Oke kalo kita udah manggil jquerynya tinggal kita gunakan fungsi fungsi yang ada di jquery . Caranya gimana bray ? oke lanjut ke contohnya .

<script src="jquery.js"></script>
<script>
                $(document).ready(function(){
                                $("p").click(function(){
                                                $("#berubah").animate({width:"100%"},1000);
                                });
                });
</script>
<p>Klik ini</p>
<div id="berubah"style="width:50%;height:40px;background-color:rgb(0,255,0);"></div>

Oke kalo kalian sudah buat ini , lalu kalian lihat apa yang terjadi ? begitu kita klik maka akan berubah ukurannya selama satu detik . Oke jadi untuk menggunakan jquery dengan

$(selectornya).action()


  • Tanda dollar , untuk mendefinisikan jquery

  • (selector),untuk menunjukkan elemen yang dipilih atau dituju , seperti kalo di sana ada tag p dan yang mempunyai id berubah .

  • Action(), adalah jquery action yang akan dilakukan terhadap elemen yang dipilih . jadi kalo kita baca scriptnya gini . jika tag p di click maka yang punya id berubah akan membuat animasi lebarnya jadi 100% selama 1 detik .

Gimana kawan kawan mudah bukan menggunakan jquery itu , gak susahkan kalo kita senang belajar jquery . Oke saya akan memberi contoh satu lagi , kali ini contohnya adalah membandingkan javascript murni dengan jquey .

<script src="jquery.js"></script>
<script>
         $(document).ready(function(){
                $("p").click(function(){
                     document.getElementById('berubah').innerHTML = 'ini adalah javascript';
                });
         });
</script>
<p>Klik ini</p>
<div id="berubah"style="width:50%;height:40px;background-color:rgb(0,255,0);"></div>

Ya terlihatkan perbedaannya kan kalo kita menggunakan jquery .

Kalo di javascript murni

document.getElementById(‘berubah’)

Dengan jquery cukup

$(“berubah”)

Tapi jangan terlalu mengandalkan jquery , karena jquery juga pasti punya kelebihan dan juga  kelemahan . Oke kali kalian paham cara menggunakan jquery saya akhiri saja sampai disini kalo kalian paham . Jadi semoga bermanfaat dan menambah ilmu tentang cara menggunakan jquery . Jangan lupa like fans page kami dan bantu share artikel ini . Sampai jumpa di artikel yang lainnya tentunya yang lebih menarik dan juga lebih bermanfaat . Terimakasih telah berkenan membaca artikel ini .

Pesan saya , anggap pelajaran adalah permainan yang kita senangi , jika kita anggap pelajaran adalah permainan yang kita senangi pasti kita akan senang dan terus belajarnya . 

Membuat Reusable Input Component pada Vue 3

6:53 AM Add Comment

Halo, teman-teman! Bagi kalian yang suka ngoding dengan Vue.js, pasti tahu betapa pentingnya membuat komponen yang bisa digunakan kembali (reusable components). Salah satu komponen yang sering kita butuhkan adalah input field. Nah, kali ini kita akan belajar cara membuat reusable input component di Vue 3. Yuk, simak langkah-langkahnya!


Kenapa Harus Membuat Reusable Component?


Sebelum kita mulai, mari kita bahas sedikit tentang keuntungan dari reusable component. Dengan membuat komponen yang bisa digunakan kembali, kita bisa:

  • Menghemat Waktu: Tidak perlu menulis kode yang sama berulang kali.
  • Meningkatkan Konsistensi: Semua input field akan memiliki tampilan dan perilaku yang sama.
  • Memudahkan dalam Maintance: Jika ada perubahan, kita hanya perlu memperbarui satu komponen saja.


Langkah-Langkah Membuat Reusable Input Component


1. Buat Proyek Vue 3 Baru:

Jika kalian belum punya proyek Vue 3, kalian bisa membuatnya dengan Vue CLI. Buka terminal dan jalankan perintah berikut:


     vue create my-vue-app

     cd my-vue-app



2. Buat Komponen Input

Di dalam folder `src/components`, buat file baru bernama `ReusableInput.vue`. Ini adalah tempat kita akan mendefinisikan komponen input kita.


3. Tulis Kode untuk Komponen

Buka `ReusableInput.vue` dan tambahkan kode berikut:


     <template>

       <div class="input-group">

         <label :for="id">{{ label }}</label>

         <input

           :id="id"

           :type="type"

           v-model="inputValue"

           @input="updateValue"

           :placeholder="placeholder"

           class="form-input"

         />

       </div>

     </template>


     <script>

     export default {

       name: 'ReusableInput',

       props: {

         label: {

           type: String,

           required: true,

         },

         id: {

           type: String,

           required: true,

         },

         type: {

           type: String,

           default: 'text',

         },

         placeholder: {

           type: String,

           default: '',

         },

         modelValue: {

           type: String,

           default: '',

         },

       },

       data() {

         return {

           inputValue: this.modelValue,

         };

       },

       methods: {

         updateValue() {

           this.$emit('update:modelValue', this.inputValue);

         },

       },

       watch: {

         modelValue(newValue) {

           this.inputValue = newValue;

         },

       },

     };

     </script>


     <style scoped>

     .input-group {

       margin-bottom: 1rem;

     }

     .form-input {

       width: 100%;

       padding: 0.5rem;

       border: 1px solid #ccc;

       border-radius: 4px;

     }

     </style>


Di sini, kita membuat komponen input yang menerima beberapa props seperti `label`, `id`, `type`, `placeholder`, dan `modelValue`. Kita juga menggunakan `v-model` untuk mengikat nilai input dengan model data di komponen yang lebih tinggi.


4. Menggunakan Komponen di App.vue

Sekarang, kita akan menggunakan komponen `ReusableInput` di `App.vue`. Buka file `App.vue` dan tambahkan kode berikut:


     <template>

       <div id="app">

         <h1>Contoh Reusable Input Component</h1>

         <ReusableInput

           label="Nama"

           id="name"

           v-model="name"

           placeholder="Masukkan nama Anda"

         />

         <ReusableInput

           label="Email"

           id="email"

           type="email"

           v-model="email"

           placeholder="Masukkan email Anda"

         />

         <p>Nama: {{ name }}</p>

         <p>Email: {{ email }}</p>

       </div>

     </template>


     <script>

     import ReusableInput from './components/ReusableInput.vue';


     export default {

       name: 'App',

       components: {

         ReusableInput,

       },

       data() {

         return {

           name: '',

           email: '',

         };

       },

     };

     </script>


     <style>

     #app {

       max-width: 600px;

       margin: 0 auto;

       padding: 2rem;

       font-family: Arial, sans-serif;

     }

     </style>

Di sini, kita mengimpor komponen `ReusableInput` dan menggunakannya untuk membuat dua input field: satu untuk nama dan satu untuk email. Kita juga menampilkan nilai yang dimasukkan di bawah input.


5. **Jalankan Aplikasi**:

   - Setelah semua kode ditulis, jalankan aplikasi dengan perintah berikut:

     npm run serve


   - Buka browser dan akses `http://localhost:8080`. Kalian akan melihat aplikasi dengan dua input field yang bisa digunakan!


Kesimpulan

Nah, itu dia cara membuat reusable input component di Vue 3! Dengan komponen ini, kalian bisa dengan mudah menambahkan input field di berbagai bagian aplikasi tanpa harus menulis kode yang sama berulang kali. Semoga artikel ini bermanfaat dan bikin kalian lebih semangat ngoding dengan Vue.js! Jangan lupa untuk mampir lagi ke blog ini untuk informasi menarik lainnya! Sampai jumpa, teman-teman!