Showing posts with label Informasi. Show all posts
Showing posts with label Informasi. Show all posts

Membuat Grafik Dinamis dengan Mudah Menggunakan Google Sheets

7:22 AM Add Comment
Google Sheets

Google Sheets adalah aplikasi spreadsheet online yang dapat digunakan untuk menyimpan, mengolah, dan menganalisis data. Salah satu fitur yang berguna dari Google Sheets adalah kemampuan untuk membuat grafik atau diagram dari data yang ada. Grafik dapat membantu Anda memvisualisasikan dan mempresentasikan data dengan lebih menarik dan informatif.

Namun, bagaimana jika Anda ingin membuat grafik yang dapat berubah-ubah sesuai dengan data yang Anda masukkan atau pilih? Misalnya, Anda ingin membuat grafik yang menampilkan penjualan produk Anda berdasarkan bulan, tahun, atau kategori tertentu. Apakah Anda harus membuat grafik baru setiap kali Anda ingin melihat data yang berbeda?

Tentu saja tidak. Anda dapat membuat grafik dinamis di Google Sheets dengan menggunakan fitur bernama tabel pivot dan slicer. Tabel pivot adalah tabel interaktif yang menampilkan ringkasan data yang ada, sehingga dengan penggunaannya dapat mempermudah memahami data1. Slicer adalah alat filter yang dapat digunakan untuk memilih data tertentu yang ingin ditampilkan di tabel pivot atau grafik2.

Dengan menggunakan tabel pivot dan slicer, Anda dapat membuat grafik dinamis yang dapat disesuaikan dengan data yang Anda inginkan. Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat grafik dinamis di Google Sheets:

Langkah 1: Siapkan Data Anda

Sebelum membuat grafik dinamis, Anda harus memiliki data yang lengkap dan terstruktur di Google Sheets. Data Anda harus memiliki judul kolom yang jelas dan tidak ada sel kosong. Misalnya, Anda memiliki data penjualan produk seperti berikut:

 

Langkah 2: Buat Tabel Pivot dari Data Anda

Setelah data Anda siap, Anda dapat membuat tabel pivot dari data Anda dengan cara berikut:

  • Pilih seluruh data Anda, termasuk judul kolom.
  • Klik menu Data, lalu pilih Pivot table.
  • Pada jendela yang muncul, pilih New sheet, lalu klik Create.
  • Anda akan dibawa ke lembar baru yang berisi tabel pivot kosong.

Langkah 3: Atur Tabel Pivot Anda

Untuk mengatur tabel pivot Anda, Anda harus menentukan data apa yang ingin Anda tampilkan di baris, kolom, dan nilai tabel pivot. Anda dapat melakukannya dengan cara berikut:

  • Di sebelah kanan tabel pivot, Anda akan melihat panel Pivot table editor.
  • Di bawah Rows, klik Add, lalu pilih kolom yang ingin Anda tampilkan di baris tabel pivot. Misalnya, Anda ingin menampilkan nama produk, maka pilih Produk.
  • Di bawah Columns, klik Add, lalu pilih kolom yang ingin Anda tampilkan di kolom tabel pivot. Misalnya, Anda ingin menampilkan bulan penjualan, maka pilih Bulan.
  • Di bawah Values, klik Add, lalu pilih kolom yang ingin Anda tampilkan sebagai nilai tabel pivot. Misalnya, Anda ingin menampilkan jumlah penjualan, maka pilih Jumlah.
  • Anda dapat mengubah cara perhitungan nilai tabel pivot dengan mengklik dropdown di sebelah nama kolom nilai, lalu pilih opsi yang Anda inginkan. Misalnya, Anda ingin menampilkan rata-rata penjualan, maka pilih AVERAGE.

Setelah Anda mengatur tabel pivot Anda, Anda akan melihat tabel pivot yang berisi data yang Anda pilih. Misalnya, tabel pivot Anda akan terlihat seperti ini:

 

Langkah 4: Buat Grafik dari Tabel Pivot Anda

Setelah Anda membuat tabel pivot, Anda dapat membuat grafik dari tabel pivot Anda dengan cara berikut:

  • Pilih seluruh tabel pivot Anda, termasuk judul baris dan kolom.
  • Klik menu Insert, lalu pilih Chart.
  • Anda akan melihat grafik bawaan yang dibuat berdasarkan tabel pivot Anda. Anda dapat mengubah jenis, warna, ukuran, dan opsi lainnya dari grafik Anda dengan mengklik tab Customize di panel Chart editor di sebelah kanan grafik.
  • Anda dapat memindahkan grafik Anda ke lokasi yang Anda inginkan dengan menyeret grafik tersebut. Anda juga dapat mengubah ukuran grafik Anda dengan menyeret sudut grafik tersebut.

Setelah Anda membuat grafik dari tabel pivot Anda, Anda akan melihat grafik yang menampilkan data dari tabel pivot Anda. Misalnya, grafik Anda akan terlihat seperti ini:

 

Langkah 5: Tambahkan Slicer ke Grafik Anda

Untuk membuat grafik Anda menjadi dinamis, Anda dapat menambahkan slicer ke grafik Anda. Slicer adalah alat filter yang dapat digunakan untuk memilih data tertentu yang ingin ditampilkan di grafik Anda. Anda dapat menambahkan slicer ke grafik Anda dengan cara berikut:

  • Klik menu Data, lalu pilih Slicer.
  • Anda akan melihat slicer kosong yang muncul di lembar Anda. Anda dapat memindahkan dan mengubah ukuran slicer tersebut dengan menyeretnya.
  • Di sebelah kanan slicer, Anda akan melihat panel Slicer editor. Di bawah Data range, klik dropdown, lalu pilih data yang ingin Anda gunakan sebagai sumber slicer. Misalnya, Anda ingin menggunakan data penjualan produk, maka pilih Sheet1!A1:E101.
  • Di bawah Filter by condition, klik dropdown, lalu pilih kolom yang ingin Anda gunakan sebagai filter slicer. Misalnya, Anda ingin menggunakan tahun penjualan sebagai filter, maka pilih Tahun.
  • Anda akan melihat daftar nilai yang ada di kolom yang Anda pilih. Anda dapat memilih nilai yang ingin Anda tampilkan di grafik Anda dengan mencentang kotak di sebelah nilai tersebut. Misalnya, Anda ingin menampilkan data penjualan produk pada tahun 2023, maka centang kotak di sebelah 2023.

Setelah Anda menambahkan slicer ke grafik Anda, Anda akan melihat slicer yang berisi nilai yang Anda pilih. Anda juga akan melihat grafik Anda berubah sesuai dengan nilai yang Anda pilih di slicer. Misalnya, slicer dan grafik Anda akan terlihat seperti ini:

 

Langkah 6: Uji Coba Grafik Dinamis Anda

Untuk menguji coba grafik dinamis Anda, Anda dapat mencoba mengubah nilai yang Anda pilih di slicer. Anda akan melihat grafik Anda berubah sesuai dengan nilai yang Anda pilih. Misalnya, jika Anda ingin menampilkan data penjualan produk pada tahun 2024, Anda dapat mencentang kotak di sebelah 2024 di slicer. Grafik Anda akan berubah menjadi seperti ini:

 

Anda juga dapat menambahkan lebih dari satu slicer ke grafik Anda dengan mengulangi langkah-langkah di atas. Misalnya, Anda dapat menambahkan slicer untuk kategori produk, sehingga Anda dapat memilih data penjualan produk berdasarkan kategori tertentu. Grafik Anda akan berubah sesuai dengan nilai yang Anda pilih di kedua slicer. Misalnya, jika Anda ingin menampilkan data penjualan produk kategori A pada tahun 2024, Anda dapat mencentang kotak di sebelah A dan 2024 di slicer. Grafik Anda akan berubah menjadi seperti ini:

 

Kesimpulan

Dengan menggunakan tabel pivot dan slicer, Anda dapat membuat grafik dinamis di Google Sheets dengan mudah. Grafik dinamis dapat membantu Anda memvisualisasikan dan mempresentasikan data dengan lebih fleksibel dan interaktif. Anda dapat menyesuaikan grafik Anda dengan data yang Anda inginkan dengan hanya mengklik slicer. Anda juga dapat mengubah jenis, warna, ukuran, dan opsi lainnya dari grafik Anda dengan mengklik tab Customize. Dengan demikian, Anda dapat membuat grafik yang menarik dan informatif di Google Sheets.

Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan atau masukan, silakan tinggalkan komentar di bawah. Terima kasih telah membaca.

Cara Menandatangani Dokumen PDF Secara Digital

7:18 AM Add Comment

Signature PDF

 Cara Menandatangani Dokumen PDF Secara Digital

Menandatangani dokumen PDF secara digital memudahkan kita dalam berbagai situasi, termasuk mengurangi penggunaan kertas dan mempercepat proses bisnis. Berikut adalah beberapa metode untuk menambahkan tanda tangan digital ke dokumen PDF:

  1. Menggunakan Adobe Reader pada Komputer Windows atau Mac:

  2. Menggunakan Preview pada Komputer Mac:

  3. Menggunakan Alat eSign Smallpdf (Secara Online):

Ingatlah bahwa tanda tangan digital harus mematuhi standar keamanan dan legalitas. Dengan menggunakan metode di atas, Anda dapat menandatangani dokumen PDF dengan mudah dan efisien. Semoga bermanfaat!




Mengenal piramidaTesting, Apa sih ? keuntungan dan cara implementasinya ?

2:06 AM Add Comment
Piramida Testing


1. Apa itu Piramida Testing ?

Piramida testing adalah sebuah konsep yang mengelompokkan tes perangkat lunak menjadi tiga kategori utama: unit, integrasi, dan UI (atau e2e tests). Konsep ini membantu pengembang dan profesional QA untuk memastikan kualitas yang lebih tinggi, mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menemukan akar penyebab bug, dan membangun rangkaian tes yang lebih andal.


Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing kategori tes dalam piramida testing:

  • Unit tests adalah tes yang memeriksa fungsi atau metode tertentu dalam kode sumber. Unit tests biasanya berfokus pada logika bisnis dan algoritma, dan tidak bergantung pada komponen eksternal seperti database atau API. Unit tests harus menjadi bagian terbesar dari piramida testing, karena mereka cepat, murah, dan mudah dipelihara.
  • Integration tests adalah tes yang memeriksa interaksi antara beberapa komponen atau sistem, seperti layanan, database, atau antarmuka. Integration tests biasanya lebih lambat, lebih mahal, dan lebih sulit dipelihara daripada unit tests, tetapi mereka dapat menemukan bug yang tidak terdeteksi oleh unit tests. Integration tests harus menjadi bagian menengah dari piramida testing, karena mereka memberikan cakupan yang lebih luas dan lebih realistis dari perilaku aplikasi.
  • UI tests atau e2e tests adalah tes yang memeriksa fungsi aplikasi dari sudut pandang pengguna akhir, biasanya dengan menggunakan alat otomatisasi seperti Selenium atau Appium. UI tests atau e2e tests biasanya paling lambat, paling mahal, dan paling rapuh daripada tes lainnya, tetapi mereka dapat menemukan bug yang mempengaruhi pengalaman pengguna secara langsung. UI tests atau e2e tests harus menjadi bagian terkecil dari piramida testing, karena mereka membutuhkan sumber daya yang lebih banyak dan lebih rentan terhadap perubahan.

Piramida testing adalah sebuah pedoman yang dapat membantu tim pengembang aplikasi untuk merancang dan melaksanakan strategi tes yang efektif dan efisien. Dengan mengikuti piramida testing, tim dapat mengurangi biaya, meningkatkan kecepatan, dan meningkatkan kualitas produk perangkat lunak mereka.

Baca juga Praktik Terbaik DevOps: Menuju Efisiensi dan Ketangguhan yang Lebih Baik

 

2. Keuntungan mengimplementasikan Piramida Testing

Piramida testing memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

Efisiensi: Karena dasar piramida terdiri dari unit tests, yang dapat dilakukan dengan cepat dan murah, tim dapat mencapai cakupan yang banyak dengan sumber daya yang minimal. Ini membuat proses testing menjadi lebih efisien.

Umpan balik yang lebih cepat: Unit tests dan integration tests, yang merupakan sebagian besar dari piramida testing, dapat dijalankan dengan cepat. Ini memungkinkan tim untuk mendapatkan umpan balik yang lebih cepat tentang kualitas kode dan fungsionalitas aplikasi.

Kualitas yang lebih tinggi: Dengan mengikuti piramida testing, tim dapat mengurangi risiko bug, kesalahan, dan ketidaksesuaian yang dapat mempengaruhi pengalaman pengguna dan kinerja aplikasi. Piramida testing juga membantu tim untuk memastikan bahwa setiap lapisan aplikasi telah diuji secara menyeluruh dan konsisten.


3. Bagaimana cara mengimplementasikan Piramida Testing

Untuk mengimplementasikan piramida testing pada proyek Anda, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

  • Tentukan tujuan dan lingkup dari tes perangkat lunak Anda. Apa yang ingin Anda capai dengan tes? Apa yang ingin Anda uji? Apa yang tidak ingin Anda uji?
  • Pilih alat dan kerangka kerja yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Anda dapat menggunakan berbagai alat dan kerangka kerja untuk menulis dan menjalankan tes perangkat lunak, seperti JUnit, TestNG, Selenium, Appium, Cucumber, dan lain-lain. Pastikan Anda memilih alat yang kompatibel dengan bahasa pemrograman, platform, dan arsitektur aplikasi Anda.
  • Mulailah dengan menulis unit tests untuk setiap komponen atau fungsi dalam kode sumber Anda. Pastikan Anda menutupi semua skenario yang mungkin, termasuk jalur bahagia, penanganan kesalahan, dan kasus batas. Jalankan unit tests secara teratur dan perbaiki bug yang ditemukan.
  • Lanjutkan dengan menulis integration tests untuk menguji interaksi antara komponen atau sistem yang berbeda. Pastikan Anda menyiapkan lingkungan tes yang sesuai, seperti database, API, atau layanan eksternal. Jalankan integration tests setelah Anda yakin bahwa unit tests telah berhasil. Perbaiki bug yang ditemukan.
  • Terakhir, tulis UI tests atau e2e tests untuk menguji fungsi aplikasi dari sudut pandang pengguna akhir. Pastikan Anda meniru perilaku pengguna yang realistis, seperti klik, geser, ketik, dan lain-lain. Jalankan UI tests atau e2e tests setelah Anda yakin bahwa integration tests telah berhasil. Perbaiki bug yang ditemukan.
  • Evaluasi dan perbaiki rangkaian tes Anda secara berkala. Pastikan Anda menghapus tes yang tidak relevan, duplikat, atau usang. Pastikan Anda menambahkan tes baru untuk fitur baru atau perubahan yang dibuat. Pastikan Anda menjaga keseimbangan antara kuantitas dan kualitas tes Anda.




Review Realme C55: Smartphone Budget dengan Fitur yang Mengesankan

4:46 AM Add Comment
Review Realme C55 HP Budget dengan Fitur yang Mengesankan

Realme C55 adalah salah satu smartphone budget terbaru dari Realme yang dilengkapi dengan beberapa fitur yang mengesankan untuk harga yang ditawarkannya. Ini adalah pilihan yang baik untuk mereka yang mencari smartphone yang terjangkau. Dalam artikel ini, kita akan melihat lebih dekat spesifikasi, harga, dan fitur Realme C55.


Spesifikasi

Realme C55 hadir dengan layar IPS LCD 6,5 inci dengan resolusi 720 x 1600 piksel. Ini ditenagai oleh prosesor MediaTek Helio G35 yang dipasangkan dengan 4GB RAM dan 64GB penyimpanan internal yang dapat diperluas hingga 256GB melalui kartu microSD. Realme C55 berjalan pada Android 11 dengan Realme UI 2.0 di atasnya.

Dalam hal kamera, Realme C55 memiliki triple kamera belakang yang terdiri dari kamera utama 50MP, kamera makro 2MP, dan sensor kedalaman 2MP. Di bagian depan, Realme C55 memiliki kamera selfie 5MP.

Fitur lainnya termasuk baterai 5.000mAh dengan dukungan pengisian daya 10W, dukungan dual-SIM, 4G LTE, Wi-Fi 802.11 b / g / n, Bluetooth 5.0, GPS, dan jack headphone 3,5mm.

Baca juga Samsung Galaxy S23: Smartphone Flagship Terbaik dengan Spesifikasi yang Mengesankan


Harga

Realme C55 dijual dengan harga sekitar $150, menjadikannya pilihan smartphone yang terjangkau untuk orang-orang dengan anggaran terbatas.


Fitur

Salah satu fitur utama dari Realme C55 adalah triple kamera belakang 50MP AI. Kamera utama menghasilkan foto berkualitas tinggi dengan detail yang baik dan akurasi warna, sementara kamera makro dan sensor kedalaman menambahkan fleksibilitas pada kamera belakang.

Fitur lain yang mengesankan adalah baterai besar 5.000mAh yang memberikan daya tahan baterai yang sangat baik. Dengan penggunaan normal, ponsel dapat bertahan lebih dari satu hari dengan sekali pengisian daya.

Realme C55 juga berjalan pada Android 11 dengan Realme UI 2.0, memberikan pengalaman pengguna yang bersih dan mulus. Prosesor MediaTek Helio G35 mampu mengatasi tugas-tugas dasar dengan lancar dan cocok untuk gaming ringan.

Baca juga 7 Rekomendasi Ponsel 5G Terbaik


Kesimpulan

Realme C55 adalah pilihan smartphone budget yang sangat baik untuk mereka yang mencari ponsel dengan fitur yang mengesankan dengan harga yang terjangkau. Triple kamera belakang 50MP AI, baterai besar, dan antarmuka pengguna yang bersih adalah beberapa fitur unggulannya. Ini layak dipertimbangkan jika Anda sedang mencari smartphone terjangkau.

Apa itu Serangan DDoS dan Cara Menghindarinya?

8:32 PM Add Comment

Serangan DDoS


Distributed Denial of Service (DDoS) adalah jenis serangan siber yang bertujuan untuk membuat layanan online tidak tersedia bagi pengguna dengan cara mengirimkan lalu lintas internet yang sangat tinggi ke server yang menjadi target. Serangan DDoS dilakukan dengan menggunakan banyak komputer yang terinfeksi malware atau perangkat yang dikendalikan jarak jauh, dan seringkali digunakan oleh para penjahat siber untuk mencoba memeras uang dari perusahaan-perusahaan online atau untuk mempromosikan agenda politik.


Cara Kerja DDoS

Serangan DDoS dimulai dengan mencari target yang potensial, yaitu situs web atau layanan online yang penting bagi pengguna atau bisnis. Setelah target terpilih, penyerang kemudian menggunakan jaringan komputer yang terinfeksi malware atau perangkat yang dikendalikan jarak jauh untuk mengirimkan sejumlah besar permintaan ke server target. Jumlah permintaan ini sangat besar sehingga server tidak dapat menangani semua permintaan secara efisien, yang mengakibatkan layanan online menjadi lambat atau tidak tersedia sama sekali. Serangan DDoS terutama bergantung pada ketersediaan sumber daya yang digunakan oleh para penyerang untuk mengirimkan jumlah permintaan yang sangat tinggi ke server target.

Baca juga Pembahasan lengkap tentang trojan horse


Cara Menghindari Serangan DDoS

Ada beberapa tindakan yang dapat diambil untuk membantu melindungi diri dari serangan DDoS. Pertama-tama, perusahaan atau organisasi harus memperbarui sistem keamanan mereka secara teratur dan memastikan bahwa mereka memiliki perlindungan yang memadai terhadap malware dan virus. Selain itu, mereka harus memastikan bahwa jaringan mereka dilindungi oleh firewall yang kuat dan software pengamanan lainnya.


Selain itu, perusahaan atau organisasi juga dapat menggunakan layanan penyedia cloud untuk mengalihkan lalu lintas ke server yang tersebar secara global, sehingga jika ada serangan DDoS yang terjadi pada satu server, server lain masih dapat memproses lalu lintas. Ini dikenal sebagai teknologi CDN atau Content Delivery Network. Selain itu, memastikan server memiliki kapasitas dan kemampuan untuk menangani lalu lintas yang tinggi juga dapat membantu mengurangi risiko serangan DDoS.


Terakhir, sangat penting untuk memonitor lalu lintas jaringan secara teratur untuk mendeteksi tanda-tanda serangan DDoS yang mungkin sedang terjadi. Jika terjadi serangan DDoS, penting untuk segera menghubungi penyedia layanan hosting atau tim keamanan siber internal untuk membantu mengurangi dampaknya.

Baca juga Apa itu Scanner Attacyts dalam dunia networking


Kesimpulan

Serangan DDoS dapat menyebabkan kerugian finansial dan reputasi yang signifikan bagi perusahaan atau organisasi yang menjadi target. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa sistem keamanan dan jaringan diatur dengan baik dan dilindungi secara memadai. Dengan cara ini, perusahaan dapat mengurangi risiko serangan DDoS dan memastikan bahwa layanan online mereka tetap tersedia bagi pengguna.